Salah satu anggota PKD peserta Bimtek Bawaslu Situbondo menjalani perawatan (Foto: Ist)
Situbondo - 78 orang pengawas kelurahan dan desa (PKD) mengalami keracunan, diduga usai mengonsumsi nasi kotak di salah satu hotel di Situbondo.
Nasi kotak itu mereka konsumsi saat mengikuti bimbingan tehnik (bimtek) yang digelar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Situbondo. Rata-rata mereka pusing dan muntah-muntah.
Baca juga: Mobil Travel Tabrak Truk Fuso di Situbondo, Sopir Terjepit
Sebagian dari mereka masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit (RS) dan puskesmas di Situbondo.
"78 peserta mengeluh menggigil, pusing, mual, dan mencret. Tidak menutup kemungkinan jumlah akan bertambah, mengingat jumlah peserta bimtek 136 orang," ujar Ketua Bawaslu Situbondo, Ahmad Faridl Ma'ruf, Kamis (13/6/2024).
Menurutnya, bimtek dilaksanakan di salah satu hotel di Situbondo pada Rabu (12/6), dengan peserta 136 orang PKD. Mereka menyantap nasi kotak dari hotel tersebut.
"Sebagian besar mengonsumsi nasi kotak. Tapi ada yang selamat dan sehat karena tidak mengonsumsinya, salah satunya Komisioner Bawaslu, Zakiuddin," beber dia.
Baca juga: Kembangkan Budidaya Rumput Laut, Balad Grup Buka Loker 1.000 Manajer
Faridl menjelaskan, puluhan korban masih menjalani perawatan secara intensif di Puskesmas Panji, Mangaran dan Klampokan, serta di Rumah Sakit Mitra Sehat.
"Laporan yang sampai ke saya ada yang hamil dan mengeluhkan sakit perut, mual dan muntah. Posisi yang hamil menjalani perawatan di RSD Asembagus," tambah dia.
Faridl meminta pertanggungjawaban pihak hotel atas peristiwa ini. Ia menginginkan pihak hotel menanggung semua biaya pengobatan puluhan PKD, baik yang rawat jalan maupun rawat inap.
Baca juga: Polres Situbondo Sita Puluhan Motor dari Ajang Balap Liar
"PKD yang punya keluhan ini hampir merata di 17 kecamatan. Semuanya mengeluh mual, sakit perut, mencret, muntah-muntah dan menggigil, usai mengonsumsi nasi kotak dari hotel, tempat kegiatan bimtek," bebernya.
Sementara pihak hotel tempat bimtek digelar belum bisa dikonfirmasi ketika ditemui sejumlah wartawan maupun melalui sambungan telepon.
Editor : Narendra Bakrie