Selamat datang di mili.id - Platform Berita Terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai dari berita nasional hingga internasional, hanya di mili.id.

Siswa-siswi SD di Probolinggo Menangis, Enggan Sekolahnya Dimerger

Siswa-siswi SD di Probolinggo Menangis, Enggan Sekolahnya Dimerger © mili.id

Sejumlah siswi SDN Widoro Probolinggo menangis menolak sekolahnya dimerger (Foto: Inung/mili.id)

Probolinggo - Siswa-siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Widoro, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo menangis histeris karena akan dipindah ke sekolah lainnya lantaran dimerger.

Siswa-siswi kelas 1 hingga kelas 6 itu menangis histeris di halaman sekolah. Mereka juga membentangkan beberapa spanduk kertas yang bertuliskan kalimat bernada protes enggan sekolahnya dimerger.

Baca juga: Polres Probolinggo Kota Gelar Latihan Pra Operasi Keselamatan Semeru 2025

Kepala SDN Widoro, Syaiful Ansori mengatakan, merger itu dilakukan karena mengikuti regulasi dari dinas terkait.

Sebab SDN Widoro masih belum memenuhi jumlah minimum siswa, dengan jumlah 28 siswa-siswi per kelas. Sedangkan di SDN Widoro, jumlah siswa tidak mencapai 60 orang secara keseluruhan.

"Untuk kegiatan belajar mengajar, sebenarnya kita sudah multigrade. Yakni menggabungkan kelas 1 dan 2, 3 dan 4, kemudian 5 dan 6. Untuk tenaganya juga lengkap, ada tiga guru kelas, ditambah guru olah raga, agama, penjaga, operator, dan saya kepala sekolah," papar dia.

Selain itu, di Kecamatan Krejengan sendiri masih mengalami kekurangan tenaga pengajar dan kepala sekolah.

Baca juga: Dua Rumah Tertimbun Tanah Longsor dan Jembatan Putus di Probolinggo

"Kemudian alasan yang mendasar dari dinas itu untuk efisiensi anggaran," terangnya.

Sementara Khusnul Khotimah, siswi kelas 5 mengaku enggan pindah ke sekolah lain karena sudah merasa nyaman dan betah belajar di sekolahnya.

"Saya sedih, karena rumah saya dekat sekolah, jadi gak mau dipindah," curhatnya.

Baca juga: Bhabinkamtibmas Polres Probolinggo Kota Dorong Ketahanan Pangan Berbasis Masyarakat

Sedangkan Syamsul Arifin, salah seorang wali murid SDN Widoro menyebut bahwa dirinya dan wali murid lainnya juga menolak pemindahan tempat belajar siswa, karena dinilai bakal mengganggu mental anak-anak.

"Kami pihak orangtua tetap memohon, agar tempat sekolah siswa tidak dipindahkan. Karena kami khawatir mengganggu mental anak-anak kami," ungkapnya.

 

Editor : Narendra Bakrie



Berita Terkait