Gubernur Khofifah saat sidak di malang/foto:humas prov jatim
Mili.id - April Wahyu Widiati Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jatim, mengakui kebijakan satu harga minyak goreng bermuara dari kondisi minyak yang sangat tinggi.
"Istilahnya harganya diluar normal terlepas dari kondisi yang ada di luar," katanya kepada wartawan Sabtu (22/1).
Baca juga: Puyengnya Penjual Piscok di Banyuwangi Setelah Harga Migor dan Elpiji Naik
Menurutnya, mahalnya harga minyak goreng dinilai kurang baik, sebab merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Sehingga ia menyambut positif pemberlakuan kebijakan satu harga tersebut.
"Kami sambut positif, kami juga akan patuh dengan peraturan pemerintah. Mengingat kami selaku ujung tombak distribusi minyak harga murah," tegas nya.
Baca juga: Harga Telor Naik, Anggaran Operasi Pasar Turun, Pimpinan DPRD Desak Komisi Kaji Ulang KUA-PPAS
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta pemerintah daerah dan APRINDO memonitoring rantai pasok kebijakan minyak goreng satu harga.
Langkah tersebut untuk mencegah terjadinya penimbunan dan aksi borong. Terlebih menjelang bulan puasa Ramadhan. Stok aman sampai 6 bulan kedepan dengan harga 14.000/ liter.
Baca juga: Gubernur Khofifah Sidak Pasar Besar Kota Madiun
"Aksi borong dan penimbunan akan sangat rawan sekali terjadi dalam situasi ini. Karenanya tolong di monitor terus selama 6 bulan kedepan. Pastikan rantai pasok lancar dan stok aman serta harga 14.000/liter," ungkap Khofifah saat melakukan sidak minyak goreng di Kota Malang, Juma'at (21/1).
Editor : Redaksi