Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Cerita Alif, Siswa SMA di Jember Berlari Tiap Hari untuk Pergi-Pulang Sekolah

Cerita Alif, Siswa SMA di Jember Berlari Tiap Hari untuk Pergi-Pulang Sekolah © mili.id

Alif berlari menuju sekolahnya (Foto: Hatta/mili.id)

Jember - Siswa SMA di Jember rela berlari 5 kilometer untuk berangkat sekolah.

Siswa SMA kelas XI itu bernama Muhamamd Alif Faturrohman (16). Setiap hari, dia berlari dari rumahnya di Lingkungan Cupu, Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang menuju sekolah.

Baca juga: Pasien Meninggal di Ruang IGD, Warga Keluhkan Pelayanan RSD Kalisat Jember

Anak laki-laki yatim piatu yang kini tinggal serumah dengan neneknya itu berangkat dari rumah sekitar pukul 5 pagi, menuju SMA Kartika IV-2 Jalan Wahid Hasyim, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates.

Alif berangkat sekolah dengan cara berlari, karena tidak memiliki kendaraan. Hal itu dilakukan agar ia bisa tetap bersekolah.

Namun Alif tidak serta merta lari dari rumah langsung ke sekolah. Dia berlari sejauh 5 kilometer untuk menuju Kantor Kecamatan Patrang di Jalan Srikaya.

Alif berfoto dengan Kepala SMA Kartika IV-2 Pelda Iwan Abdillah (Foto: Hatta/mili.id)Alif berfoto dengan Kepala SMA Kartika IV-2 Pelda Iwan Abdillah (Foto: Hatta/mili.id)

Baru dari kantor kecamatan, Alif selanjutnya meneruskan berangkat ke sekolah dengan menumpang mobil jemputan dari sekolah.

Saat ditemui di sekolahnya, Alif mengaku berangkat sekolah dengan berlari sejauh 5 kilometer sejak dirinya pertama kali diterima di SMA Kartika IV-2.

"Sejak kelas X saya sudah berlari untuk berangkat sekolah. Sebenarnya dulu saya punya sepeda gowes yang diberi sekolah. Tapi karena sudah rusak, makanya saya lari untuk berangkat sekolah," ungkap Alif saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Rabu (31/7/2024).

Terkait rutinitas berangkat sekolah dengan berlari, kata Alif, sebenarnya juga dianggap sebagai bentuk latihan fisik. Karena lanjutnya, berlari adalah salah satu olahraga favoritnya. Juga sebagai persiapan untuk masuk TNI saat nanti lulus SMA.

"Jadi dari rumah saya berangkat pakai baju biasa pukul 5 pagi. Kemudian sampai di Kantor Kecamatan saya ditunggu mobil jemputan bersama teman-teman yang lain, dan diantar ke sekolah. Saat di sekolah sampai kira-kira pukul 06.40 WIB. Di sana saya ganti baju pakai seragam sekolah dan beraktivitas seperti biasa," papar dia.

Saat pulang sekolah pun, lebih lanjut kata Alif, dirinya pun pulang ke rumah juga dengan cara berlari.

Baca juga: Viral Video Keranda Mayat Bergerak Sendiri di Jember, Diyakini Hanya Konten

"Saya diantar pulang oleh mobil jemputan dari sekolah ke Kantor Kecamatan Patrang. Dari sana saya lanjutkan pulang juga dengan berlari. Untuk medan yang saya lalui, jalannya naik turun dan terjal karena sekitar wilayah (Wisata) Rembangan, ada di daerah pelosok. Saya hanya tinggal berdua dengan nenek, karena ayah dan ibu sudah meninggal," ungkap dia.

Alif berlari ketika berangkat sekolahAlif berlari ketika berangkat sekolah

"Bapak sudah meninggal sejak saya kecil, ibu meninggal saat saya kelas 2 SMP, kakek juga sudah meninggal lama. Makanya saya hanya tinggal berdua dengan nenek," sambung Alif.

Terkait biaya pendidikan Alif di SMA-nya. Katanya, semua gratis karena memang program dari sekolah yang di bawah naungan Kodim 0824 Jember.

"Alhamdulillah untuk sekolah saya gratis, bahkan seragam, buku, dan mobil jemputan semua gratis. Dari berlari ini, saya memang hobi olahraga. Cita-cita saya juga ingin menjadi prajurit TNI," tambah dia.

Sementara Kepala SMA Kartika IV-2 Jember Pelda Iwan Abdillah membenarkan jika ada salah satu siswanya yang setiap hari berangkat maupun pulang sekolah dengan berlari.

Baca juga: Pelajar SMA di Jember Diduga Jadi Korban Bullying, Orangtua Lapor Polisi

"Alif ini anak yang semangat. Terlebih lagi cita-cita dia menjadi tentara. Kita pasti bangga dan ini menjadi motivasi bagi siswa-siswi lainnya dan menunjukkan semangat belajar demi meraih cita-cita," ujar Iwan.

Iwan menyebut bahwa sebenarnya sudah ada mobil jemputan yang mengantar Alif berangkat maupun pulang sekolah, tapi hanya sampai Kantor Kecamatan Patrang. Karena kondisi mobil jemputan yang kurang prima.

"Siswa siswi kami mayoritas banyak di daerah Patrang. Tapi karena rumah Alif ini berada cukup jauh ke arah (wisata) Rembangan sana. Jadinya ya mobil kita tidak bisa menjangkau ke sana. Selain itu kondisi mobil juga sudah usang dan sering mogok-mogokan," papar Iwan.

Dari total 81 siswa yang bersekolah di SMA Kartika, lanjut mantan anggota Koramil Patrang itu, mobil tersebut hanya mampu menampung 9 hingga 10 siswa saja dan tanpa ongkos alias gratis.

"Tidak ada ongkos yang ditarik untuk layanan mobil antar jemput ini. Tapi kadang ya ada saja orangtua yang mau memberikan uang bensin untuk membantu operasional mobil itu," pungkasnya.

 

Editor : Narendra Bakrie



Berita Terkait