Surabaya - Kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian dugaan pengeroyokan kepada Alvian Teguh Syaputra (20) pemuda asal Jalan Uka 20 B, Sememi, Benowo, Surabaya disebut buram.
Pemuda yang tewas diduga dikeroyok gerombolan gangster berjumlah sembilan orang itu yakni Alvian Teguh Syaputra (20) pemuda asal Jalan Uka 20 B, Sememi, Benowo, Surabaya.
Paman korban, Ashari mengungkapkan kebingungannya, setelah anggota Polsek Lakarsantri tak memperlihatkan rekaman CCTV kepada pihaknya.
"Yang dikasih tau (rekaman CCTV) itu malah orangtuanya David. Saya minta (rekaman CCTV) itu katanya masih proses penyelidikan mereka," katanya, Jumat (16/8/2024).
Baca juga: Hakim PN Surabaya Vonis Pengusahan Heru Herlambang Percobaan
Bukti laporan ke pihak kepolisian. (Wendy/mili.id)
Ashari menjelaskan, ia mendapat informasi tersebut setelah mencari tahu kepada keluarganya David. Polisi waktu itu juga tak menunjukkan penuh video rekaman CCTV, hanya beberapa bagian saja yang diperlihatkan.
"Saya bingung, kenapa kok orangtuanya David yang ditunjukin rekaman video CCTV itu. Yang mereka tunjukin waktu kejar-kejaran, ditendang itu. Cuma itu saja, cuma yang lainnya gak dilihatkan semua," tambahnya.
Ia kemudian mencoba meminta rekaman tersebut kepada sekuriti setempat. Namun, oleh pihak sekuriti itu disarankan setelah mereka mendapat izin dari kepolisian.
"Saya dikasih tau pihak sekuriti, kalau pihak keluarga mau dapat rekaman CCTV diizinkan, tapi minta izin polisi juga," ungkapnya.
Terbaru, pihak kepolisian kata Ashari mengatakan bila kamera CCTV yang diduga merekam kejadian tersebut itu buram, sehingga hasil videonya dianggap blur.
"Kemarin pihak penyidikan juga bilang sama saya, katanya kamera CCTV nya blur, gambarnya blur jadi gak kelihatan," pungkasnya.
Sebelumnya, Alvian Teguh Syaputra (20) pemuda asal Jalan Uka 20 B, Sememi, Benowo, Surabaya, tewas setelah koma 4 hari di dua rumah sakit, akibat diduga dikeroyok oleh sekelompok gangster, pada Minggu (11/8/2024) sekitar pukul 02.00 WIB.
Paman korban, Ashari mengatakan, korban saat itu pulang nongkrong bersama tiga rekannya, yakni David, Doni dan Rivaldo. Mereka melintas di daerah Taman Puspa Raya (TPR) Citra Land.
Menurut keterangan David kepadanya, saat itu mereka tiba-tiba dikejar oleh sembilan orang yang diduga gangster. Para pelaku menggunakan tiga motor, masing-masing bonceng tiga.
"Pelakunya sembilan orang, katanya dikejar sambil ditendang sepeda motornya korban," katanya saat ditemui di rumah duka, Jumat (16/8/2024).
Baca juga: Puluhan Hakim PN Surabaya Mogok Kerja, Sidang-sidang Terbengkalai
Editor : Achmad S