Surabaya - Kuliah di Fakultas Kedokteran bukan hal yang mudah, selain membutuhkan biaya yang tidak sedikit, pelajaran dan tugas-tugasnya menguras tenaga dan fikiran.
Namun, hal terebut berhasil ditempuh Susilawati seorang anak petani jagung asal Dusun Mungguk, Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang tuntas menempuh kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Baca juga: Bubarkan Balap Liar, Polisi Surabaya Amankan Puluhan Motor
Susilawati akhirnya dinyatakan lulus untuk mengemban gelar dokter serta diwisuda pada prosesi wisuda ke 51 yang digelar di Dyandra Surabaya.
Menurut Susilawati, momen ini yang sangat dinantinya karena sudah dicita-citakannya sejak kecil, lantaran akses di desanya untuk menuju rumah sakit masih jauh dan terbatasnya klinik Kesehatan masyarakat.
“Dulu ketika saya masih kecil saya kasihan kalau melihat orang berobat, sejak saat itu saya ingin menjadi dokter agar bisa membantu warga sini,” ujar Susi, Minggu (1/9/2024).
Keprihatinan itu nyatanya sejalan dengan pemikiran orang tuanya, sehingga berkeinginan anaknya menjadi dokter, agar bisa membantu warga disana. Namun, kondisi ekonomi belum memungkinkan sehingga setelah lulus dari SMA Susi melanjutkan Studi di D3 Farmasi di salah satu kampus di Jogja.
“Waktu itu sebenarnya bapak dan saya inginnya kuliah dokter, tapi uangnya belum cukup, akhirnya saya mengambil kuliah farmasi. Alhamdulillah saya kuliah farmasi hingga lulus,” imbuhnya.
Usai lulus dari Farmasi rupanya ada rezeki dari panen jagung yang melimpah, sehingga bapaknya mensupport agar Susi melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran. Akhirnya susi mendaftar di UM Surabaya di S1 Pendidikan Dokter.
“Dulu saat Covid UM Surabaya juga memberikan potongan 14 juta, Alhamdulillah itu sangat meringankan bapak dan ibu,” kata Susi.
Baca juga: Mantan Anggota DPRD Bangkalan Edarkan Sabu, Disergap di Rumah Istri
Susi mengaku selain bapaknya menjadi petani jagung, bapak susi juga pernah menjadi kusir becak. Susi adalah sarjana pertama di keluarga, sementara adiknya saat ini masih mengenyam studi Radiologi di salah satu kampus di Jogja.
Rupanya perjalanan menjadi dokter tidaklah mudah, beberapa kali ia terkendala soal biaya. Menurutnya ketika belum panen, orang tuanya harus meminjam uang dulu untuk membayar kuliah.
“Jadi kalau belum panen biasanya pinjam dulu, nanti pas waktu panen baru dibayar sama bapak,” kata Susi.
Menurut Susi dalam waktu satu tahun sawah bapaknya bisa menghasilkan panen 2-3 kali, dari panen itulah digunakan untuk membiayai kuliah dirinya dan adiknya.
Baca juga: Cara Menyenangkan Remaja Surabaya Mengisi Waktu Luang Membuat Coaster Crochet
“Saya tahu perjuangan bapak sulit, cita-cita bapak sangat mulia, maka saya tidak ingin mengecewakan. Saya akan memberikan yang terbaik,”ungkapnya.
Susi mengaku, bahwa biaya pendidikannya di UM Surabaya baru lunas awal Agustus ini, dengan bisa melunasi biaya tersebut orang tuanya merasa sangat bersyukur karena telah bisa melewati hal tersebut.
Susi mengaku, usai lulus nanti ia ingin kembali ke desanya dan mengabdikan dirinya disana. Ia ingin membangun klinik kesehatan. Agar orang lebih mudah berobat.
“Mohon doanya semoga bisa menjadi dokter yang amanah, dokter yang profesional dan bermanfaat bagi banyak orang,” pungkasnya.
Editor : Aris S