Spanduk Eric-Risma/foto:Mili/taufik
Mili.id - Pilpres 2024 menyisakan waktu 2 tahun lagi, namun telah banyak pasangan calon (Paslon) atau kandidat yang munculkan belakang ini, misal deklrasi Ganjar - Puan, upaya mengusung Airlangga - Khofifah dan hebohnya spanduk Eric - Risma.
"Memang hari ini musim menjodoh- jodohkan Paslon untuk cek ombak 2024," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdus Salam saat di hubungi wartawan, Jumat (11/2).
Baca juga: Kemiripan Komposisi Nomor Urut dan Koalisi Parpol di Pilgub Jatim dan Pilpres 2024
Menurutnya, politik saat ini trendnya mulai berubah, dari yang tertutup menuju terbuka, dari elitis ke grassroot, dari high context politics menuju low context politic yang lugas dan terus terang.
"Jadi Inisiasi yang dilakukan perorangan dan relawan paslon ke publik saya pikir itu ikhtiar positif, karena kita berharap kontestasi 2024 bisa melibatkan publik secara luas, lebih transparan dan tidak serba mendadak, ujuk-ujuk paslon datang tanpa ada kesempatan. (Maka) publik (bisa) untuk tracking trackrecord, kapasitas, kapabilitas dan juga kompetensinya." bebernya.
Dikatakan, munculnya spanduk dukungan pada paslon tertuntu harus dibaca sebagai bentuk partisipasi publik, agar para paslon muncul lebih awal dan tidak kesannya dadakan.
"Saya pikir itu juga bagian dari cara mendewasakan dan meliterasi politik agar kita publik tidak disuguhi calon mendadak atau dalam bahasa saya menghindari." ujarnya.
Menurutnya, panggung politik sekarang kian cair dan termediasa dalam banyak media, sehingga menjadi ikhtiar ekstra untuk bisa mengenalkan diri kepada publik jauh jauh hari agar bisa menjangkau banyak (simpatisan atau massa).
Baca juga: Forum Milenial Jatim Merespons Hasil Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024
"Komunikasi politik juga akan menjadi kunci dalam politik mutakhir kita. Paslon memang harus lebih proaktif menjemput popularitas, aseptabilitas dan elektabilitasnya bisa terdeteksi dan tidak perlu malu malu karena era politik kita sudah berubah." paparnya.
Di sisi lain, politik era sekarang merupakan politik komunitas yang menjangkau kelompok kecil masyarakat. Sehingga sambung dia, butuh energi besar dan waktu yang panjang untuk menjangkau voters.
Sehingga ia berharap, berharap munculnya para kandidat ini akan membawa dampak baik bagi keterbukaan kontestasi politik Pilpres mendatang. Supaya, bisa memperbaiki tahapan politik berikutnya yakni primary kandidasi, kemudian nominasi dan baru pemilihan.
Baca juga: Penetapan Prabowo-Gibran Dihadiri Anies-Imin Tanpa Ganjar-Mahfud, Begini Kata Pakar
"Sekarang kita baru masuk ke pemunculan, jadi harus kita dorong munculnya banyak kandidat ke publik biar proses selanjutnya kian banyak pasangan dan bisa diseleksi lebih baik." katanya.
Dalam proses kandidasi dan nominasi baik oleh publik maupun oleh parpol, ia mendorong supaya dunia politik kian terbuka, tidak lagi memilih kandadiat serba mendadak dalam karung.
"Bagi saya tidak afdol untuk edukasi politik warga." tandasnya.
Editor : Redaksi