Mojokerto - Harga cabai rawit yang fluktuatif kerap kali membuat resah warga Kota Mojokerto, terutama kaum emak-emak dan pelaku usaha. Pemkot pun harus terus berinovasi solusi agar mampu menekan kenaikkan harga cabai di pasar sewaktu-waktu.
Nah, untuk itu Pemkot Mojokerto melalui Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DiskopUKMPerindag) melaksanakan training pengolahan cabai rawit bersama chef mumpuni, di Gedung PLUT, Senin (09/09/2024).
Selain itu, salah satu bumbu utama di dapur ini masih menjadi salah satu penyumbang kenaikan IPH (Indeks Perkembangan Harga) dalam beberapa bulan terakhir di Bumi Mojopahit.
Sekdakot Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo menjelaskan, upaya ini diambil agar memperlama masa simpan dan meningkatkan nilai tambah cabai. Selain itu, juga menjadi solusi ketika harga di pasaran meroket.
"Tentu yang terpenting bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Sebab nantinya, ilmu yang didapatkan dari chef ini bisa dimanfaatkan sebagai ladang mencari nafkah," ujarnya usai meninjau training.
Baca juga: Putri asal Kota Mojokerto Raih Juara II Putri Kebaya Remaja Jatim 2024
Peserta training olahan cabai rawit sedang mengolah sambal teri, chili oil, dan bubuk cabai. Foto : (nana/mili.id)
Gaguk menyebut, pelatihan pengolahan cabai rawit ini juga salah satu inovasi yang dilakukan Pemkot Mojokerto untuk mengendalikan inflasi daerah khususnya komoditas cabai rawit.
Yakni, dengan memberikan pengajaran kepada masyarakat bagaimana mengolah cabai itu ketika harganya rendah dan stok melimpah.
"Cabai ini fluktuasi harganya sering tidak terkendali, terkadang harganya melonjak berkali-kali lipat, terkadang juga anjlok. Ini bagian dari antisipasi kita, jadi ketika memang harganya sudah tidak terkontrol, boleh di tempat lain berdampak tapi di tempat kita tidak berefek sama sekali," imbuhnya.
Terpisah, Kepala DiskopUKMPerindag Kota Mojokerto Ani Wijaya menambahkan, pelatihan olahan cabai rawit ini digelar selama sehar. Diikuti 97 peserta baik wanita maupun pria dari unsur PKK, KWT serta 24 peracangan TPID.
"Kita datangkan Chef Farikh dari Independent Chef Asociation (ICA) Koordinator Lamongan untuk melatih peserta, bagimana mengolah cabai rawit menjadi abon cabe, chili oil dan berbagai olahan sambel," imbuh Ani.
Ani memaparkan, untuk IPH Kota Mojokerto pada minggu pertama bulan September 2024 lalu sebesar -1,67% dan cabai rawit sebagai komoditas dengan andil perubahan harga tertinggi sebesar -1,69%.
"Harapannya, dengan pelatihan ini, Kota Mojokerto bisa lebih efektif lagi dalam meredam fluktuasi dan IPH khususnya dari komoditas cabai rawit. Tentu juga olahan itu bisa menjadikan pemasukan tambahan warga," pungkasnya.(ADV)
Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini hingga Dara Cantik Kota Mojokerto Berprestasi
Editor : Achmad S