Minta Hujan dan Tolak Bala, Warga Desa Bugeman Situbondo Gelar Ritual Ojhung

Minta Hujan dan Tolak Bala, Warga Desa Bugeman Situbondo Gelar Ritual Ojhung © mili.id

Dua petarung bersiap untuk menyerang lawannya, dalam gelaran Ojhung di Desa Bugeman, Situbondo.

Situbondo - Warga Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menggelar ritual Ojhung atau adu cambuk menggunakan rotan, untuk minta hujan dan tolak bala, agar desanya terhindar dari sejumlah musibah, seperti bencana banjir dan perkelahian antar warga, Selasa (1/10/2024).

Dalam kesenian tradisional tersebut, dua petarung unjuk kebolehan memainkan senjata rotan untuk mencambuk badan lawannya.

Baca juga: Pelaku Persetubuhan Belum Ditangkap, Kinerja Polres Situbondo Dipertanyakan

Sesuai ketentuan Ojhung, setiap petarung diberi kesempatan tiga kali mencambuk badan lawan secara bergantian.

Saat bersamaan petarung satunya juga harus pintar menangkis cambukan lawan juga dengan menggunakan rotan, dan siapa cambukannya paling banyak mengenai badan lawan, dialah pemenangnya.

Kepala Desa (Kades) Bugeman, Kecamatan Kendit, Situbondo Udid Yuliasto mengatakan, Ojhung menjadi salah satu ritual setiap melaksanakan selamatan desa, dan sebelum melakukan gelaran ini pihaknya menyerahkan sesajen ke pemangku adat.

“Selain itu, lokasi pelaksanaan tradisi Ojhung juga sudah ditentukan, yakni di Dusun Belengguen, Desa Bugeman, Kecamatan Kendit,” kata Udid Yuliasto.

Menurutnya,ritual Ojhung itu menjadi kewajiban selamatan desa atas petuah para pembabat desa, sejak abad ke 13 silam, dan menjadi tradisi turun menurun hingga kini.

Baca juga: Blusukan ke Pasar Besuki Situbondo, Mas Rio Disambati Pedagang Daging

“Selain menjadi ritual untuk meminta hujan, Ojhung di Desa Bugeman menjadi kewajiban ritual setiap selamatan desa. Sebab, jika tidak dilaksanakan, desa ini diyakini rawan bencana, seperti perkelahian antar warga dan bencana banjir,” imbuh Kades Bugeman, yang akrab dipanggil Udid.

Pantauan di lapangan, ritual Ojhung ini cukup menarik perhatian, hingga membuat ribuan warga dari berbagai desa di Situbondo datang ke lokasi.

Bahkan mereka rela berdesakan untuk menyaksikan setiap petarung yang berlaga dalam lomba ojung tersebut.

Gelaran Ojhung tersebut tidak hanya diikuti peserta dari Kendit saja, melainkan juga dari sejumlah desa lain di Kabupaten Situbondo.

Baca juga: Suruh Istri Beli Buah Anggur, Pria Situbondo Gantung Diri

Selain itu, sebagian peserta berasal dari kabupaten tetangga, seperti Kabupaten Bondowoso dan Probolinggo.

Sementara itu, Camat Kendit, Situbondo Faishol Afandi mengatakan, ritual Ojhung ini perlu dilestarikan, oleh karena itu, Ojhung perlu dikembangkan agar menarik para wisatawan.

"Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa (Kades) Bugeman, yang telah melestarikan tradisi ojhung ini," pungkas Faishol Afandi.

Editor : Aris S



Berita Terkait