Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Sensasi Memetik Melon Amanda, Langsung dari Kebunnya di Mojokerto

Sensasi Memetik Melon Amanda, Langsung dari Kebunnya di Mojokerto © mili.id

Penampakan melon Amanda di kebun milik petani Mojokerto yang diserbu warga (Foto: Nana/mili.id)

Mojokerto - Pesona Amanda, melon hijau dengan rasa legit membuat tanah seluas 1,5 hektar di Dusun Bakaran, Desa Banjarsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto diserbu warga.

Emak-emak berdaster sejak pagi sudah datang ke lahan milik Suparno (64).

Baca juga: Diduga Jadi Ajang Mesum Sesama Jenis, Bor-boran Kota Mojokerto Ditata Ulang

Meski sinar matahari meninggi, warga semakin berdatangan membawa tas plastik hingga karung.

Emak-emak itu datang ke kebun Amanda menggunakan sepur kelinci, kendaraan roda empat yang dimodifikasi menjadi kereta dan tanpa jendela.

Mereka bersiap menikmati sensasi petik melon on the spot, dengan harga Rp7.000 per kilogram.

"Dari Desa Badung, naik sepur kelinci, memang mau ke sini (kebun melon). Kepengen metik sendiri melonnya," ujar Anita (35) kepada mili.id, Jumat (4/10/2024).

Penampakan melon Amanda di kebun milik petani Mojokerto yang diserbu warga (Foto: Nana/mili.id)Penampakan melon Amanda di kebun milik petani Mojokerto yang diserbu warga (Foto: Nana/mili.id)

Senada dengan Anita, Suwarni (45) ibu-ibu berdaster kuning ini bahkan sejak pukul 07.00 WIB sudah berada di tengah kebun, hanya untuk memetik si Amanda yang diinginkannya.

Baca juga: Kota Mojokerto Borong 2 Penghargaan dari BNN RI, Wujud Komitmen Perangi Narkoba

Ia berhasil memanen 10 kilogram lebih melon hijau yang memiliki daging buah manis dan kriuk saat digigit.

"Mumpung panen, yah ke sini. Alhamdulillah sudah cukup, 10 kilogram lebih," ucapnya.

Sementara Suparno, pemilik lahan mengaku sengaja menjual langsung ke warga hasil panen melon miliknya yang sudah mencapai 40 ton dengan harga cukup bersahabat.

Sebab, ukuran melon yang dihasilkan tidak sesuai standar tengkulak. Ia pun memilih memviralkan kebun melon tersebut yang bisa dipetik sendiri oleh pembeli.

Baca juga: Suami di Kota Mojokerto Nekat Bakar Diri, Diduga Gegara Istri Minta Cerai

"Sebelumnya diambil tengkulak, ternyata gak sesuai standar. Jadi saya viralkan langsung diambil dari pohonnya," beber Suparno.

Awalnya lahan tersebut ditanami padi hingga jagung, tapi lambat laun harga di pasaran semakin menurun. Ia pun memutar otak agar bisa mendapatkan hasil saat bercocok tanam.

"Ini bekasnya padi, mau ditanam jagung, jagungnya murah. Langsung saya tanam melon, ternyata ada teman yang nanam bagus," imbuhnya.

Tak cukup lama, panen melon rupanya hanya 55 hari saja dari masa tanam. Dan siap untuk dipetik dengan aroma wangi yang khas.

Editor : Narendra Bakrie



Berita Terkait