Buchori Muslim/Foto: mili/Dimas DK
Mili.id - Kendati insentif Modin di Surabaya telah cair. Namun Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Buchori Imron menilai masih standard lama. Yakni Rp400 ribu dan masih dilakukan pemotongan pajak.
Menurutnya, insentif Rp400 ribu sama dengan bayaran nya RT zaman dulu, sebelum ada kenaikan. Sehingga ia berharap untuk insentif Modin juga ada kenaikan dengan menyesuaikan anggaran yang ada.
Baca juga: Cegah Kebocoran dan Tata Kelola Lebih Baik, Parkir di Surabaya Harus Dilelang
"Alhamdulillah sudah terbayar. Tapi itu masih standard lama yaitu 400 ribu belum pajak." kata Buchori, saat dikonfirmasi, Sabtu (26/2).
Buchori menjelaskan bahwa pekerjaan Modin sangat berat. Pasalnya tidak hanya mengurusi satu RT, melainkan satu RW, bahkan ada Modin jika terlalu larut malam tidak bersedia karena alasan keselamatan.
Baca juga: Tanggul Sungai Banyu Urip Jebol, Pemkot Jangan Asal Ngejar Lelang Murah
"Modin ini, merupakan pekerjaan sosial amat berat, orang meninggal malam malam, Modin dulu yang di ketok pintunya. Dengan pertimbangan yang sangat berat dan sangat menyulitkan bahkan ada Modin tertentu yang emang enggak bersedia kalau malam, utamanya Modin perempuan dengan pertimbangan keselamatan, tapi bersedia dengan catatan di dampingi suami." beber Buchori.
Dengan demikian, sambung Buchori tentu kurang bijak kalau insentif Modin tidak dipikirkan untuk naik.
Baca juga: Tingkatkan Pendapatan Daerah. Destinasi Wisata di Surabaya Perlu Dioptimalkan
Paling tidak, lanjutnya kalau gaji RT naik dua kali lipat, maka dua kali lipat juga untuk insentif Modin, sehingga ia menyeru kepada Walikota Eri untuk menyesuaikan dengan anggaran yang ada. "Saya berharap kedepan dipikirkan tentang insentif Modin." tegas Buchori.
Editor : Redaksi