6 Oktober 59 Tahun Lalu, Ade Irma Suryani Nasution tutup Usia

6 Oktober 59 Tahun Lalu, Ade Irma Suryani Nasution tutup Usia © mili.id

Keluarga Jenderal AH Nasution (wikipedia)

Mili.id - Tepat pada 6 Oktober 1965, atau 59 tahun lalu, Ade Irma Suryani Nasution, tutup usia di RSPAD Gatot Subroto, setelah lima hari dirawat akibat tertembak peluru Pasukan Cakrabirawa, ketika peristiwa G30S/PKI.

Sosok puteri bungsu Jenderal Besar Abdul Haris Nasution (AH Nasution) ini tidak dapat dilepaskan dari peristiwa G30S/PKI.

Baca juga: 2 Tersangka Mafia Akses Judi Online yang Kabur ke Luar Negeri Ditangkap!

Karena tragedi itulah, bocah yang lahir 19 Februari 1960 itu nyawanya direnggut di usia yang masih sangat belia, yaitu 5 tahun.

Upaya Penculikan Jenderal AH Nasution

Kisah bermula pada 1 Oktober 1965 sekitar pukul 04.00 WIB. Saat itu, empat truk dan dua mobil militer menyerbu kediaman Jenderal AH Nasution.

Penjaga di rumah AH Nasution yang sedang berada di pos jaga sempat melihat pasukan tersebut datang. Namun, mereka tidak curiga karena rombongan yang datang merupakan seorang tentara.

Sementara itu, di pondok terpisah di kawasan rumah Jenderal AH Nasution, ada dua ajudannya yang sedang tertidur, yaitu Pierre Tendean dan Hamdan Mansjur.

Sewaktu Pasukan Cakrabirawa menerobos ke dalam rumah Jenderal AH Nasution, Ade Irma sedang tidur bersama AH Nasution dan ibunya, Johana Sunarti Nasution.

Namun, tiba-tiba mereka mendengar suara kendaraan datang, yang kemudian disusul dengan suara tembakan dan upaya pendobrakan pintu rumah. Johana Sunarti pun sempat mengecek apa yang sedang terjadi.

Setelah melihat kondisi di luar, Johana langsung bergegas menutup pintu dan lari ke kamar. Johana memberitahu sang Jenderal AH Nasution, bahwa ada Pasukan Cakrabirawa di luar.

Ia meminta agar AH Nasution segera menyelamatkan diri. Karena kegaduhan yang terjadi, Ade Irma Suryani Nasution akhirnya ikut terbangun dan langsung memeluk kaki ibunya.

Baca juga: Ini Arahan Presiden Prabowo untuk Jajaran Kabinet Sebelum Lawatan ke Luar Negeri

Ade Irma Diberondong Peluru Pasukan Cakrabirawa

Ketika AH Nasution membuka pintu untuk kabur dari penculikan dan pembunuhan itu, ia tepergok oleh Pasukan Cakrabirawa yang langsung melepaskan tembakan ke arahnya.

Sementara Johana mencoba melindungi AH Nasution, sehingga ia menyerahkan Ade Irma kepada saudaranya, Mardiah yang juga ada di dalam rumah itu. Mardiah kemudian berusaha menyelamatkan Ade Irma dengan menggendongnya ke kamar.

Karena panik, Mardiah salah membuka pintu yang dibaliknya sudah ada Pasukan Cakrabirawa lengkap dengan senjata api. Ade Irma diberondong tembakan, peluru tersebut mengenai punggung Ade Irma. Johana kemudian langsung menutup pintu dan menggendong Ade Irma yang bersimbah darah.

Sebelum meninggal, Ade Irma sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto. Ade dioperasi sebanyak tiga kali untuk mengangkat dan membersihkan serpihan sisa peluru yang masih tertinggal di tubuhnya.

Baca juga: Indosat Gelar Indonesia AI Day 2024, Catat Tanggalnya

Akan tetapi pada 6 Oktober 1965 sekitar pukul 20.00 WIB, bocah mungil itu menghembuskan napas terakhirnya. Ade Irma meninggal dunia selama 6 hari setelah penembakan terjadi.

Sementara itu, sang Jenderal AH Nasution berhasil meloloskan diri dengan memanjat tembok belakang rumah lalu pergi ke Kedutaan Irak yang berada di sebelah kediamannya, untuk meminta pertolongan.

Penghormatan Pemerintah Indonesia

Sebagai wujud penghormatan terhadap Ade Irma, Pemerintah Indonesia mendirikan monumen di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dimana daerah tersebut merupakan tempat peristirahatan terkahir puteri sang jenderal.

Namanya juga diabadikan dalam berbagai nama jalan, sekolah taman kanak-kanak, dan panti asuhan di beberapa daerah di Indonesia, termasuk taman bermain di Kota Cirebon yang dikenal sebagai Taman Ade Irma Suryani Nasution.

Editor : Aris S



Berita Terkait