Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Hari Santoso Imbau Pemkot Jangan Lakukan Pemecatan Kader

Hari Santoso Imbau Pemkot Jangan Lakukan Pemecatan Kader © mili.id

Hari Santoso: Foto dok

Mili.id - Buntut gejolak kader kesehatan Surabaya yang menuntut hak atau insentifnya yang belum cair sampai saat ini memantik Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Hari Santoso angkat suara. 

Hari menyarankan, agar Pemkot tidak melakukan pemutusan atau pemecatan secara mendadak. Sebab kader kesehatan sudah sangat lama membantu Pemkot Surabaya. "Sehingga harus kita akui kader kesehatan sejatinya orang yang memiliki semangat untuk Kota Surabaya." papar Hari kepada wartawan, Rabu (2/3).

Baca juga: Pemkot Surabaya Raih Opini WTP Ke-13 Berturut-turut dari BPK

Di samping itu, Hari mengusulkan Pemkot justru harus menambahan pegawai, baik itu penambahan dokter, tenaga kesehatan, atau tenaga administrasi di Puskesmas.

“Gunanya untuk membantu kader kesehatan yang selama ini kesulitan dalam melaksanakan tugasnya dengan fasilitas online. Ketiga, saya sepakat ada pengurangan ketika kader mempunyai jabatan ganda misalnya, kader kesehatan juga menjabat Ketua Paud, Ketua Kader Lansia, ini memang dipisahkan,” ujarnya.

Menurut Hari, untuk pembayaran insentif kader kesehatan sebenarnya sudah digedok di APBD Kota Surabaya Tahun 2022. Namun faktanya yang terjadi tidak diberikan insentif itu. “Ini yang perlu ada penjelasan secara terbuka oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi, jangan sampai Walikota memiliki program tanpa penjelasan secara terbuka,” tegas politisi Partai Nasdem Kota Surabaya ini.

Baca juga: RPJMD Surabaya 2025-2029 Fokus pada Transformasi Menuju Kota Berkelanjutan

Di sisi lain, Hari juga menyayangkan munculnya program baru Kader Surabaya Hebat. Seharusnya, sambung dia, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi, agar tidak menimbulkan gejolak seperti saat ini. “Yang menjadi masalah kan, sudah insentif kader kesehatan belum dibayar, tiba-tiba keluar kebijakan baru dengan membentuk Kader Surabaya Hebat, yang membuat para kader kesehatan tidak lagi masuk dalam bagian tersebut dan tidak diberi insentifnya,” pungkasnya.

 

 

Baca juga: SITALAS Jadi Model Percontohan Nasional, Anak Surabaya Bisa Sampaikan Aspirasi 24 Jam

 

 

Editor : Redaksi



Berita Terkait