Jember - Isu soal penolakan dan ekspolitasi tambang emas di wilayah Kecamatan Silo, santer dibahas beberapa waktu lalu oleh dua paslon yang ikut dalam Kontestasi Pilkada 2024.
Terkait hal itu, Ketua DPC PKB Jember Ayub Junaedi berharap agar terkait isu tambang jangan dijadikan komoditas politik.
Baca juga: Wanita asal Probolinggo Meninggal saat Hendak Hadiri Kampanye Khofifah-Emil di Jember
Sebab terkait persoalan tambang sudah selesai dibahas saat dirinya masih menjabat sebagai anggota DPRD Jember dari tahun 2009 lalu.
Kemudian sekitar tahun 2018, praktik pertambangan maupun upaya eksploitasi yang akan dilakukan, gagal dilakukan, karena sudah mendapat penolakan dari seluruh masyarakat Jember juga sudah dibahas hingga tingkat Kementerian ESDM dan DPR RI.
"Soal isu tambang. Ini perlu kita luruskan karena saya pelaku sejak tahun 2009 saat saya (masih) menjadi anggota dewan. Saya bukan hanya mengadvokasi pembelaan menolak tambang dan lain sebagainya. Saya juga menjadi pelaku bagaimana mengamankan tidak adanya aktivitas penambangan atau eksploitasi tambang di Silo. Baik kaitan dengan aturan termasuk bagaimana kami bersama-sama mengamankan agar tidak ada eksploitasi," kata Ayub saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (11/10/2024).
Dipaparkan Ayub termasuk pada saat demo besar di pemkab saat itu, dari PKB bersama anggota DPR RI dari Gerindra itu Bambang Hariadi dan Gus Syaikhu turun langsung ke sana (Tambang Silo).
Tujuan kedatangan mereka yakni mengadvokasi masyarakat agar tidak ada proses penambangan saat itu.
"Puncaknya, biarpun saat itu izin (tambang) sudah turun, kita akhirnya menggugat di Kemenkumham. Alhamdulillah itu (izin eksploitasi tambang) gagal. Sebenarnya tambang itu memang sudah tidak ada masalah. Artinya sudah selesai sejak lama," sambungnya.
Baca juga: Soal Korupsi Hingga Kekerasan Perempuan dan Anak di Debat Kedua Pilkada Jember 2024
Dengan klarifikasi dan penjelasan tersebut, pihaknya berharap, persoalan tambang di Silo tidak dijadikan bahan komoditas politik, sehingga berujung dengan menyebabkan keresahan masyarakat.
Kemudian terkait kontestasi Pilkada, kata Ayub, kebetulan partainya mendukung Paslon 02 yakni Gus Fawait-Djos (Djoko Susanto), dipastikan mendukung penolakan adanya pertambangan dan eksploitasi di wilayah Kecamatan Silo.
"Gus Fawait maupun Pak Djoko sebagai paslon yang kami dukung tidak akan melakukan mengijinkan tambang itu. Saya yakin Gus Fawait akan melihat realita di bawah. Bahwasanya masyarakat di Silo tidak menginginkan proses penambangan dan sebagainya," kata Ayub.
Dengan pemaparan yang disampaikan itu. Ayub meyakinkan, bahwasannya sebagai partai yang pernah memperjuangkan soal tambang. Menjadi pertimbangan bagi masyarakat, untuk memahami soal track record. Saat ini, paslon mana yang diusung oleh partai yang menolak dan memperjuangkan gagalnya pertambangan di Jember.
Baca juga: Debat Kedua, Petahana Jember Pamer Raihan Prestasi Selama Menjabat
"Sekarang kalau kita melihat di medsos dan sebagainya dari calon kita itu. Seakan-akan digiring opini pro tambang. Lah memang kan semua soal tambang itu harus dipotret. Di Jember potensi tambangnya ada, tapi bupati tidak punya kewenangan dalam hal ini. Lah galian C (pasir) itu dicari kok, dan bupati tidak ada kewenangan juga," sambungnya.
Terkait persaingan dalam berkontestasi pilkada. Lebih jauh menurut Ayub, lebih elok jika membahas soal adu visi dan misi.
Sehingga memberikan edukasi ke masyarakat, terkait sosok calon kepala daerah yang nantinya akan memimpin Jember di 5 tahun mendatang.
"Ayolah, maksud saya ini kalau memang mau adu program ya adu program saja, jangan membuat opini seakan akan salah satu calon itu pro pada sesuatu hal. Karena memang di Silo ini sudah kondusif. Jangan malah bikin isu yang nanti akan membuat makin panas," jelasnya.
Editor : Aris S