Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Ketua PPT Sawahan, Apresiasi Kebijakan Pemkot Terkait Jaspel Tiap Bulan

Ketua PPT Sawahan, Apresiasi  Kebijakan Pemkot Terkait Jaspel Tiap Bulan © mili.id

Ilustrasi/net

Mili.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah memutuskan untuk pemberian Jasa Pelayanan (Jaspel), kepada Guru atau Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi tiap 1 bulan. 

Jaspel sendiri, sebelumnya baru diterima para Bunda Paud per tiga bulan sekali. Setyowati, Ketua Pos PAUD Terpadu (PPT) Kecamatan Sawahan mengatakan, bahwa pihaknya menyambut baik rencana Pemkot Surabaya dalam mempercepat pemberian Jaspel.

Baca juga: Surabaya Sabet 2 Penghargaan ICE 21 dan Indonesia International Arts Festival 2025

"Kami dan beberapa koordinator PPT Kelurahan di Kecamatan Sawahan, menyambut baik kebijakan Wali Kota. Kan, per tiga bulan dapatnya Rp 1.500.000, kalau tiap bulan, jadinya Rp 500.000 per bulan," ungkapnya, saat dikonfirmasi lensaindonesia.com melalui telepon, Sabtu (12/03).

Ia menuturkan, sebelum mendapatkan Jaspel per tiga bulan, PPT Kelurahan harus mengajukan terlebih dahulu ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. "Jadi, semisal Maret ini ada pencairan Jaspel, bulan Februari lalu koordinator PPT Kelurahan sudah buat pengajuan," jelasnya.

Kemudian ditiap pengajuan Jaspel, kata Setyowati, koordinator PPT Kelurahan selalu mendapati revisi. Padahal, setiap pengajuan Jaspel per tiga bulan sesuai kegiatan, dan absensi murid untuk dilaporkan ke Dispendik.

"Yang sering menjadi bahan revisi biasanya perubahan jumlah murid, dan absensi SFH (study from home) atau daring, yang harus direvisi. 

Baca juga: Sinergi Digital Nasional Dimulai dari Surabaya, Eri Cahyadi: Aplikasi untuk Efisiensi

Belum lagi lembaran lain yang bermaterai, totalnya sampai 5 lembar dengan materai Rp 10.000. Kalau revisinya 3 kali, kan ya habis buat revisi nanti mas," keluhnya.

Maka dengan itu, ia berharap pengajuan Jaspel tidak dilakukan tiap bulan juga. Sehingga, Setyowati mengusulkan pengajuan Jaspel dilakukan tiap awal atau akhir semester.

"Harapannya, PPT jangan terlalu banyak kegiatan administrasi. Khawatirnya murid-murid ini tidak bisa kami handle (ajari). Karena PPT ini kan bukan lembaga pendidikan ya, lebih banyak ngajarnya sukarela," harapnya.

Baca juga: Munas VII APEKSI 2025, Surabaya Banjir Pujian Soal Kebersihan

Selain proses pengajuan Jaspel, ia juga berharap, agar guru atau Bunda PAUD bisa terbuka dengan berbagai lulusan sarjana. Dikarenakan, untuk tahun ajaran 2022-2023, Bunda PAUD yang bukan bergelar Sarjana Pendidikan Guru PAUD (PG PAUD), tidak diperkenankan mengajar.

"Kalau bisa, guru lulusan dari sarjana apapun bisa ikut berpartisipasi. Karena mencari sarjana PG Paud yang mau berpartisipasi di PPT PAUD tingkat RW dan Kelurahan masih minim peminat," pungkasnya.

Editor : Redaksi



Berita Terkait