Banyuwangi - Ular sanca kembang (malayopython reticulatus) sepanjang 3 meter berada di atap pemilik rumah, Qori'atul Maghfiro warga Dusun Mulyorejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.
Keberadaan ular baru diketahui pemilik rumah ketika itu terdengar bunyi keras dari dapur rumah dan sudah gelantung di atap rumah dan hendak memangsa ayam.
"Terdengar suara keras dari dapur. Saat saya cek ternyata ular sudah menggelantung disela-sela atap," ujar Qori'atul, Sabtu (02/11/2024).
Qori'tul mengungkap, bulu kuduknya bergetar melihat ular sebesar itu untuk pertama kalinya. Ia pun sempat panik luar biasa. Namun selanjutnya ia menghubungi damkar melalui media sosial Instagram.
"Siapa yang tidak merinding melihat ular segede itu. Kebetulan sudah memfollow akun Ig-nya damkar. Alhamdulillah langsung ditanggapi dan responnya cepat," ungkapnya.
Upaya evakuasi kemudian dilakukan petugas Damkarmat Banyuwangi Sektor Genteng. Empat orang diterjunkan menjinakkan ular yang dikenal sebagai ular piton tersebut. Proses evakuasi berlangsung cepat. Tak ada kesulitan yang dihadapi petugas Kendari ular tersebut cukup agresif.
"Kami langsung menuju titik dimana piton itu bersarang. Meski tak berbisa tetap mengupayakan semua kru dilengkapi alat pelindung diri," ujar Koordinator Damkarmat Sektor Genteng, Sutikno.
Lima menit berselang piton dapat sepenuhnya dijinakkan. Lantas dimasukkan ular tersebut kedalam karung.
Sutikno menambahkan, pihaknya masih berkoordinasi ke jajaran atas terkait nasib ular tersebut. Sembari itu ular dievakuasi sementara menuju Kantor Damkarmat Sektor Genteng.
"Kita masih koordinasi dengan pimpinan. Untuk sementara waktu ular piton ini kami evakuasi ke mako," terangnya.
Sudah dua kali ini rumah Qori'atul Maghfiroh diteror ular jenis sanca kembang. Kejadian serupa terjadi pertama kali pada bulan Januari 2024.
Akan tetapi ukuran ular tak sebesar yang saat ini menyatroni rumahnya. Saat itu ular bisa ditangkap dan dibuang kembali ke habitatnya.
Kondisi belakang rumah Qori'atul berdekatan dengan aliran sungai yang disinyalir menjadi tempat menyejukkan bagi habitat sanca kembang. Disamping itu keberadaan ayam kampung yang dipeliharanya menarik minat sanca untuk keluar dari habitatnya ketika makanan alami mulai berkurang.
Ditambah lagi kondisi belakang rumah Qori'atul gelap ketika matahari terbenam. Ia pun berinisiatif memberikan tambahan penerangan mencegah kejadian serupa terulang kembali.
"Habis ini mau saya tambahi penerangan di belakang rumah," tutup Qori'atul
Baca juga: Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Jalur Kawah Ijen Banyuwangi Hamil Dua Bulan
Editor : Achmad S