Kata BMKG Soal Fenomena Ribuan Ikan Lemuru Terdampar di Pantai Rajegwesi Banyuwangi

Kata BMKG Soal Fenomena Ribuan Ikan Lemuru Terdampar di Pantai Rajegwesi Banyuwangi © mili.id

Ribuan Ikan Lemuru Terdampar di Pantai Rajegwesi Banyuwangi (Foto: I Putu Manik Gilang for mili.id)

Banyuwangi - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal fenomena ribuan ikan lemuru yang terdampar di Pantai Rajegwesi, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.

Fenomena yang terjadi pada Selasa (6/11/2024) itu dipengaruhi arus kuat yang membawa ikan-ikan tersebut menuju daratan.

Baca juga: 36 Kebakaran Terjadi di Banyuwangi Selatan Hingga November 2024, Terbanyak Muncar

"Bisa terjadi diakibatkan sejumlah faktor. Salah satunya arus kuat yang membawa ikan-ikan tersebut menuju daratan. Karena arus kuat itu berakibat ikan-ikan tak bisa kembali karena laju surut air laut begitu cepat," jelas Prakirawan BMKG Banyuwangi, Ganis Dyah Limaran, Rabu (6/11/2024).

Ganis menambahkan, adanya tekanan angin dan arus yang cukup kuat berpotensi membawa ikan-ikan lemuru itu menuju daratan.

Tekanan angin ini yang seharusnya berada di lautan justru berhembus ke pantai yang akhirnya membawa mereka menuju tepi pantai lalu terdampar di daratan.

"Surutnya air di sekitaran tepi pantai berlangsung begitu cepat setelah tekanan angin dan arus yang sama kuatnya. Sehingga ikan-ikan ini tidak bisa kembali ke laut mengikuti pergerakan surutnya air," tambahnya.

Selain faktor arus dan tekanan angin, lanjut Ganis, fenomena tersebut bisa dipengaruhi oleh kandungan klorofil yang disebabkan peristiwa naiknya arus air laut atau upwelling. Itu kemudian yang menyebabkan klorofil dalam air naik ke permukaan.

"Fenomena ini fenomena alam biasa. Fenomena ini kami sebut upwelling (naiknya air laut). Jadi karena adanya air laut yang dingin naik ke permukaan dan air laut yang dingin itu membawa unsur hara dan klorofil ke permukaan perairan," paparnya.

Baca juga: Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Jalur Kawah Ijen Banyuwangi Hamil Dua Bulan

"Fenomena ini membawa sumber makanan untuk ikan kecil, sehingga ikan-ikan ini berkumpul berebut ingin memakan unsur hara dan klorofil tersebut," tambah Ganis.

Peristiwa seperti ini lumrah terjadi jika terjadi fenomena yang diuraikan sebelumnya. Ganis meminta masyarakat tak perlu khawatir.

Ia menyebut peristiwa serupa juga sempat terpantau terjadi di sejumlah pantai yang ada di Pulau Jawa. Dan dimungkinkan faktornya sama dengan fenomena yang terjadi di Pantai Rajegwesi.

"Dimungkinkan seperti faktor yang sudah saya jelaskan tadi. Perairan pesisir pantai mengandung klorofil tinggi pasti menarik ikan untuk berkumpul. Mereka (ikan-ikan) lalu terbawa arus ke pantai yang kemudian air laut surut begitu cepat. Namun ikan-ikan tidak bisa mengikuti pergerakan surutnya air laut yang berakibat mereka terdampar di pesisir pantai," beber Ganis.

Baca juga: Kesiapan Jalur Merak Hingga Ketapang Hadapi Libur Nataru Mulai Dipelototi

Sebelumya, warga yang bermukim di sekitar Pantai Rajegwesi, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, berebut ribuan ekor ikan lemuru yang mendadak naik ke daratan pantai. Mereka sedapat mungkin mengais ikan menggunakan kantung plastik maupun kotak penyimpanan ikan dari gabus (stereofoam).

Melihat deretan kkan lemuru yang terlihat jelas, membawa warga berduyun-duyun menuju pinggir pantai.

"Banyak yang lihat segerombolan ikan lemuru tersebut awalnya ditengah kemudian kepinggir-kepinggir dan terseret gelombang hingga menepi dipinggiran," ujar Pujiono (55) nelayan setempat.

Editor : Narendra Bakrie



Berita Terkait