SMA Gloria 2 Surabaya Sepakat Damai dengan Sekelompok Disebut "Preman"

SMA Gloria 2 Surabaya Sepakat Damai dengan Sekelompok Disebut "Preman" © mili.id

Pernyataan damai pihak Nouke dan kawan-kawan bersama SMA Gloria 2 Surabaya.

Surabaya - Kasus kericuhan yang terjadi di depan SMA Kristen Gloria 2 Surabaya pada Senin (21/10/2024) lalu berakhir damai antara pihak sekolah dengan sekelompok orang yang disebut-sebut sebagai "preman".

Perdamaian itu diungkap oleh Konsultan Hukum SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, Sudiman Sidabukke, jika kesepakatan damai ini terjadi setelah pihak sekolah mendapat penjelasan dari pihak orang tersebut.

Baca juga: Lima Pelaku Vandalisme di Surabaya Diciduk Satpol PP, Ini Sanksinya

"Kesalahpengertian selama ini sudah transparan, dan sudah ada permohonan maaf kemudian ada penerimaan permohonan maaf itu, sehingga kami dengan saudara Nouke dan kawan-kawan menyatakan selesai," katanya, Jumat (8/11/2024).

Dengan adanya perdamaian ini, kata Sidabukke, langkah ini disepakati kedua pihak supaya para wali murid mendapat kejelasan atas kasus ini, dan siswa-siswi bisa tenang dalam belajar.

"Pertemuan ini supaya para orang tua dan siswa-siswi kami bisa tenang menyekolahkan anaknya di SMA Gloria 2. Kesalahpahaman kami dengan saudara Nouke sudah selesai, yang jelas kami dan saudara Nouke sudah clear dan sudah kita close," tegasnya.

Sementara itu, Nouke bercerita, siswa SMA Cita Hati berinisial EMS ialah salah satu murid tinjunya, saat itu, ia mendapat informasi bila anak didiknya itu akan dihajar oleh siswa SMA Gloria 2 Surabaya.

Baca juga: Perempuan Surabaya Jatuh dari Motor usai Tasnya Dijambret

"Anaknya Ivan itu petinju saya, murid saya. Nah, karena ada isu mau diserang, saya sebagai guru harus bertanggung jawab, harus turun melindungi murid saya," jelasnya.

Kehadiran Nouke di sana supaya aksi tawuran antarpelajar ini tidak sampai terjadi, namun sayangnya, ia mendapat framming di media sosial bila Ivan ini datang dengan kelompok Nouke, yang disebut sebagai preman bayaran.

"Saya datang untuk mencegah supaya tidak terjadi perkelahian antar pelajar. Tapi diviralkan sebagai preman. Saya tidak dibayar oleh siapapun. Harusnya malah berterima kasih ke saya, kok malah dibilang preman," ungkapnya.

Baca juga: Unusa Digandeng Kemenkes jadi Pelopor Pertolongan Pertama Luka Psikologis

Nouke menegaskan, bila apa yang beredar dengan menyebut kelompoknya sebagai preman bayaran ialah tidak benar, dan hal tersebut sudah dijelaskan kepada pihak SMA Kristen Gloria 2 Surabaya.

"Maksud tujuan saya ke sana bukan sebagai preman, kabar yang beredar di Sosmed itu tidak benar semua. Jadi kami tidak ada masalah apa-apa. Saya sudah minta maaf kepada pihak Gloria dan pihak Gloria sudah menerima permintaan maaf saya," pungkasnya.

Editor : Aris S



Berita Terkait