Cahyo Siswo Utomo/Foto:mili/roy
Mili.id - Ketua Pansus Tim Pembentukan Cagar Budaya, DPRD Kota Surabaya, Cahyo Siswo Utomo menyatakan, Kota Pahlawan punya potensi lebih besar dari Kota Semarang untuk melestarikan dan pemanfaatan cagar budaya.
"Surabaya ini, satu-satunya kota di Indonesia yang disematkan kota pahlawan. Narasi pahlawan bisa dipakai untuk melestarikan atau bahkan memanfaatkan cagar budaya di Kota Surabaya ini, menjadi lebih baik lagi dan lebih optimal." kata Ketua Fraksi PKS tersebut, kepada Mili.id, Senin (21/3).
Di kota Semarang, urai Cahyo, dalam satu kawasan, pemeliharaan bangunan mulai dari urusan peraturannya sampai urusan teknisnya, seperti kawasan kota lama, diatur tidak boleh ada kendaraan berat yang melaluinya. Kemudian jalan untuk kendaraan diperkecil dan memperlebar jalan kaki.
"Pemkot Semarang melalui BP2KL dalam pembiayaan mendapatkan banyak bantuan, selain dari APBD Kota bahkan dari APBN, juga CSR, perusahaan-perusahaan yang mau berkolaborasi, memelihara, melestarikan cagar budaya, tapi juga memanfaatkan menjadi fungsi ekonomis." beber Anggota Komisi D tersebut.
Cahyo menuturkan, saat Kunker ke Semarang, pihaknya mulai pagi sampai siang diajak keliling mulai dari museum nya sampai ke gudang yang tidak dipakai. Tapi lanjut Cahyo gudang itu termasuk bangunan cagar budaya.
"Gudang itu dibersihkan, tidak dibeli sama pemerintah kotanya, tetapi kerjasama, diminta kelolanya kepada pemiliknya, itu akhirnya dipakai untuk sentra UMKM jual makanan, jual batik dan sebagainya."
Sehingga, pada rapat dengan calon tim ahli cagar budaya, Cahyo mengaku, pihaknya menegaskan bahwa Surabaya agak sedikit berbeda dengan kota Semarang. "Di Semarang cagar budayanya ngumpul, kalau Surabaya itu agak terpencar-pencar, ketika didevinisikan sebuah kawasan atau situs, itu harus direncanakan dengan baik." demikian Cahyo.
Baca juga: Raperda, Pemkot Siapkan Tim Pengelola Cagar Budaya Surabaya
Editor : Redaksi