Mojokerto - Angin dan hujan kencang membuat TPS 00 Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar ambruk di halaman Pemkab Mojokerto.
Sejumlah personel gabungan bergerak dengan sigap menyelamatkan kotak dan surat suara, serta petugas KPPS yang tertimpa pohon tumbang.
Baca juga: Pertama, BLES Perusahaan Swasta Bangun 6 Rumah Warga Bersama Baznas di Mojokerto
Rentetan peristiwa itu menjadi bagian dari simulasi Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi yang digelar di halaman Pemkab Mojokerto, Kamis (14/11/2024) pagi.
Pjs Bupati Mojokerto, Akhmad Jazuli memimpin langsung apel dengan 340 pasukan gabungan dari BPBD, TNI-Polri, hingga relawan untuk menghadapi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi di wilayah bumi Majapahit.
"Mari kita bekerjasama secara solid, sehingga jika ada bencana, kita dapat merespon dengan cepat dan tepat," ujar Zajuli.
Pjs Bupati Mojokerto Akhmad Jazuli didampingi Kalaksa BPBD Yo'ie Afrida mengecek alat kesiapsiagaan (Foto: Nana/mili.id)
Ia menyebut, pelaksanaan apel ini merupakan wujud nyata kesiapan dalam menghadapi potensi bencana, terutama memasuki musim penghujan jelang Pilkada 2024.
"Saat ini, kita berada di tengah musim hujan. Di mana ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung sering terjadi," bebernya.
Jazuli juga menegaskan bahwa kesiapsiagaan ini penting dalam rangka menghadapi Pilkada 2024 pada 27 November nanti.
Baca juga: Menuju Good Government, Pemkot Mojokerto Permudah Perizinan Lewat Klinik Perisai
"Kita tidak ingin ada korban jiwa atau kerugian yang dapat dicegah apabila kita semua siap siaga dan bersinergi dalam menghadapi kemungkinan bencana," tambahnya.
Ia juga mengajak seluruh warga untuk selalu waspada dan mengikuti informasi terkait cuaca serta instruksi dari pemerintah daerah.
"Mari kita edukasi masyarakat agar memahami langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi keadaan darurat," ujar dia.
Simulasi angin dan hujan kencang membuat TPS 00 Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar ambruk di halaman Pemkab Mojokerto (Foto: Nana/mili.id)
Sementara Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo'ie Afrida menambahkan, masyarakat dan pemda perlu mewaspadai curah hujan di bulan November dan siap menghadapi kemungkinan terburuk saat coblosan di Pilkada 2024 nanti.
Baca juga: Sosialisasi Mengena, Satpol PP Kota Mojokerto Tak Temukan Toko Jual Rokok Ilegal
"Tanggal 21 sampai 31 itu kita termasuk curah hujan yang menengah sampai tinggi. Itu yang perlu kita waspadai. Makanya simulasi kita tampilkan apabila kita berpikir alternatif terjelek sih pas coblosan tiba-tiba ada kaya begitu tadi," paparnya.
Acara ini dimulai dengan serah terima Surat Penetapan Pemberian Hibah Daerah (SPPH) untuk hibah rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana Kabupaten Mojokerto senilai Rp 14 M dari Sekdakab kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). (ADV)
Editor : Narendra Bakrie