Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Habiba: Penertiban Adminduk Bukan Sekedar Lip Service

Habiba: Penertiban Adminduk Bukan Sekedar Lip Service © mili.id

Camelia Habiba/Foto:trisna/mili

Mili.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menertibkan Administrasi Kependudukan (Adminduk) warga ber-KTP Surabaya namun berdomisili di luar daerah. Sekaligus menidaklayakan intervensi bantuan bagi warga KTP Surabaya yang pindah domisili tanpa melapor.

Merespon hal itu, Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Camelia Habiba mengatakan, penertiban Adminduk jangan selalu menjadi lip service (janji di mulut) saja. Pemkot perlu action cepat sehingga data-data penduduk ber KTP dan tinggal di Surabaya tercatat dengan baik berapa jumlah riil nya.

“Bahkan, kalau mau menertibkan Adminduk seharusnya dimulai dari Aparatur Sipil Negara atau ASN di lingkungan Pemkot. Karena masih banyak ASN hingga Kepala OPD ber KTP Surabaya namun tinggal atau domisilinya di luar Surabaya, seperti di Sidoarjo dan Gresik,” ujarnya, Jumat (25/3).

Habiba menuturkan, saat pandemi Covid-19 menggila, Pemkot Surabaya banyak memberikan bantuan ke warga, tetapi nama penerima bantuan  sudah tidak lagi tinggal di Surabaya, sehingga para Ketua RT memberikannya secara general saja. Akhirnya, kata Habiba, banyak para RT dilaporkan, katanya bantuan Covid-19 dari Pemkot bukan warga yang tinggal di Surabaya melainkan di luar Surabaya.

“Selama ini kasihan Pak RT dan RW dengan banyak warga yang sudah pindah domisili namun KTP nya masih Surabaya, krusialnya saat ada bantuan atau intervensi Pemkot Surabaya membuat RT bingung, karena nama warganya muncul sebagai penerima bantuan, namun orangnya sudah tidak tinggal di Surabaya. Kami khawatir ini akan dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” tegas politisi milenial PKB Kota Surabaya ini.

Maka, Habiba mempertanyakan, sebenarnya berapa sih jumlah penduduk Surabaya yang riil, sebab kalau malam hari penduduk Surabaya 3 juta, tapi kalau siang hari menjadi 6 juta karena banyak warga tinggalnya diluar Surabaya tapi kerjanya di Surabaya. “Kami ingin tahu kepastian jumlah penduduk Surabaya itu berapa, jadi ketika Pemkot Surabaya akan intervensi warga terkait program bantuan itu tepat sasaran, artinya benar-benar warga ber KTP dan tinggal di Surabaya, bukan diluar Surabaya,” pungkasnya.

Baca juga: Pemkot Surabaya Permudah Proses Adminduk Bayi Baru Lahir

Editor : Redaksi



Berita Terkait