Antrean pelajar SMA/SMK mencairkan dana PIP Aspirasi di salah satu bank di Jember (Foto: Atta Hatta/mili.id)
Jember, mili.id - Sistem pencairan Program Indonesia Pintar (PIP) Aspirasi untuk pelajar SMA dan SMK bakal dievaluasi.
Hal itu disampaikan anggota Komisi X DPR RI, Muhamad Nur Purnamasidi (Bang Pur) usai menyapa konstituennya di Jember, Minggu (22/12/2024) sore.
Baca juga: Dikasih Info, UM Surabaya Sediakan Beasiswa Khusus Influencer
Menurutnya, evaluasi akan dilakukan, setelah di beberapa daerah terjadi penumpukan antrean ketika pelajar SMA/SMK yang mendapatkan PIP hendak melakukan pencairan di bank yang ditunjuk.
"Sebenarnya yang kesulitan itu di tingkat SMA dan SMK. Kalau tingkat SD-SMP, alhamdulillah pelayanan yang dilakukan oleh pihak guru sudah sangat bagus," jelas Bang Pur.
Karena pencarian dana PIP untuk pelajar SMA dan SMK dilakukan hanya dilakukan di kantor cabang bank.
"Tidak didelegasikan ke kantor pembantu cabang. Sehingga ada penumpukan di kantor cabang. Dan di kantor cabang pun kemudian ada pembatasan," papar dia.
Anggota Komisi X DPR RI, Muhamad Nur Purnamasidi di Jember (Foto: Atta Hatta/mili.id)
Baca juga: Mantan Wartawan dan Aktivis Asal Jember Dilantik PAW Anggota DPR RI
Soal lamanya proses pencairan di bank, lanjut Bang Pur, Komisi X DPR RI sudah melakukan rapat evaluasi dengan kementerian.
"Kita sudah sampaikan bahwa ketika pencairan itu harus didelegasikan ke kantor-kantor pembantu cabang. Bisa juga bersama dengan dinas, membantu membuka loket-loket pencairan di sekolah-sekolah, agar prosesnya cepat," papar dia.
Legislator Golkar ini mengusulkan pencairan dana PIP untuk pelajar SMA dan SMK dilakukan koordinasi dengan dinas pendidikan setempat.
Baca juga: DPR RI Soroti Dugaan Alih Fungsi Lahan Perkebunan di Banyuwangi
"Itu nanti ke depannya kita akan panggil lagi di Januari (2025), sebelum proses pendaftaran PIP di bulan Februari," tegasnya.
Dia menyebut bahwa PIP Aspirasi untuk tahun-tahun mendatang tetap diteruskan.
"Program ini memang sudah kita sepakati akan terus kita lanjutkan. Yang akan kita evaluasi adalah satu, kita ingin menambah jumlah. Karena ternyata masih ada sekitar 30-40 persen anak-anak kita yang di SD, SMP, SMA, dan SMK itu belum mendapatkan setiap tahun," ungkapnya.
Editor : Narendra Bakrie