Penjual mie ayam menyiapkan pesanan pembeli. (Atta Hatta/Mili.id)
Jember, mili.id - Selama kurun waktu seminggu terakhir, cabai rawit di Jember langka dan harganya melambung berkisar antara Rp 65.000-105.000 per Kilogramnya. Dengan tingginya harga cabai ini, tentu saja menjadi kendala bagi pedagang kuliner, salah satunya pedagang mie ayam dengan sensasi pedasnya yang harus tetap menjaga kualitas.
Saat dikonfirmasi, dengan kenaikan harga cabai rawit itu, penjual mie ayam, Ahmad Yusuf Ruliansyah, sampai harus putar otak, untuk tetap menjaga rasa pedas olahan mie ayam dagangannya.
Baca juga: Armada Truk Pabrik Semen PT Imasco Asiatic Jember Bisa Beroprasi Malam Hari
Dengan kondisi kenaikan harga cabai itu, pelaku UMKM yang merupakan owner Mie Jebew 'Pak Dayat' itu, harus mencari supplier sendiri dari luar kota untuk memenuhi kebutuhan stok cabai per hari yang sampai 5 Kg.
"Sejak setelah tahun baru itu sudah bertahap untuk harganya (kenaikan cabai), yang dimana mulai dari 80 ribu rupiah, sampai sekarang itu sekitar 100 ribuan per kilonya," kata Yusuf saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Dirinya juga mengaku menaikkan sedikit harga per porsi olahan mie ayam dagangannya. Juga berusaha mencari supplier cabai dari luar Jember.
"Namun, di tempat kami tidak mengurangi untuk takaran dan lain-lain, tetap menjaga kualitas. Caranya ya kita tetap produksi (jualan). Kalau selisih harga (ada kenaikan), ya enggak banyak sih. Namun ya terasa banget," ungkap penjual mie ayam di Komplek Perumahan ITB Jember itu.
Sedaangkan sebagai alternatifnya untuk tetap memenuhi stok cabai, dirinya mendapat pasokan dari Surabaya yang dikirim melalui jasa paket. Bahkan beberapa konsumen pun untuk membeli makanan, harus sampai membawa cabai sendiri dari rumah jika ingin lebih pedas.
Baca juga: Legislator PDIP Upaya Benahi Data Pencak Organisasi, Fokus Cetak Atlet Seni Bela Diri
Kenaikan harga cabai rawit itu, atau cabai sret seminggu belakangan naik,juga dibenarkan oleh salah seorang pedagang sayur di Pasar Tanjung Jember Katiyem.
Dijelaskan Katiyem jika sebelumnya harga cabai Rp 65 ribu per kilonya, terus tiga hari lalu Rp 105 ribu per kilonya.
"Kenaikan itu karena stok terbatas, karena petani cabai itu gagal panen. Gara-gara hujan deras itu," ujar Katiyem saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (17/1/2025).
Baca juga: Atap 2 Ruang Kelas di SDN Curahnongko 4 Jember Ambruk
Selain itu masih menurut Katiyem saat proses kirim dari supplier juga kena hujan, jadi banyak yang busuk cabainya.
Dengan kenaikan harga itu, kata Katiyem, banyak konsumen yang mengeluh, dan membeli cabai hanya sedikit.
"Sehingga untuk beli lombok, sekarang tidak sampai sekilo. Bahkan hanya beberapa ons saja. Pokok ada rasa pedas," katanya.
Editor : Aris S