Selamat datang di mili.id - Platform Berita Terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai dari berita nasional hingga internasional, hanya di mili.id.

Ternyata Bocah Jember Tak Sadarkan Diri karena Pesta Miras, Bukan Korban Bullying

Ternyata Bocah Jember Tak Sadarkan Diri karena Pesta Miras, Bukan Korban Bullying © mili.id

Pertemuan antara pihak keluarga korban dan keluarga teman-teman korban, bersama pihak kepolisian dan perangkat desa/Kecamatan Semboro. (Atta Hatta/Mili.id)

Jember, mili.id - Kasus bocah kelas 6 SD berinisial MJF (12), asal Kecamatan Semboro, Jember yang diduga menjadi korban bullying (perundungan, red) oleh 20 siswa SMP-SMA, ternyata pingsan akibat menenggak minuman keras (miras) arak Bali.

Kapolsek Semboro Iptu Andrias Suryo Rubedo menjelaskan, bocah SD itu bersama lima orang temannya yang lain. Berinisial MR (16), AL (17), dan AP (17) mereka siswa SMA. Sedangkan FS (13), dan FY (14) mereka anak putus SD. Mereka diduga sedang pesta miras arak bali, yang dicampur dengan minuman energi.

Baca juga: Armada Truk Pabrik Semen PT Imasco Asiatic Jember Bisa Beroprasi Malam Hari

"Hasil penyelidikan kepolisian, itu dapat ditemukan fakta-fakta bahwasannya korban J (MJF, red) itu bersama rekan-rekannya, melakukan pembelian minuman keras berupa arak Bali yang dicampur dengan minuman berenergi," ujar Andrias saat dikonfirmasi di Mapolsek Semboro, Kamis (23/1/2025) pagi.

"Nah, di situ J (MJF, red) bersama teman-temannya sebanyak lima orang itu urunan (beli sebotol arak bali dan segelas minuman berenergi). Setelah mendapatkan barang tersebut, lalu dibawa ke lapangan perkebunan untuk dikonsumsi," sambungnya.

Terkait kronologi kejadian, bocah SD berinisial MJF itu diduga jadi korban perundungan. Awalnya ketika hendak mencampurkan minuman arak Bali dengan minuman berenergi tersebut.

"Ketika akan dioplos dengan minuman berenergi itu, arak Bali dalam botol tersebut harus dikurangi dulu, dengan cara korban (MJF) langsung menenggak miras itu," ucap Andrias.

Setelah oplosan itu tercampur, kemudian mereka pesta miras secara bersama-sama. Kemudian setelah mereka meminum habis, lanjutnya, terjadi reaksi, bocah berinisial MJF itu pingsan tidak sadarkan diri.

"Setelah itu, korban lalu dibawa oleh teman-temanya ke lapangan SD Pondok Dalem 2. Nah, di sana itu dilakukan upaya termasuk dengan memberikan minuman kelapa atau degan, tetapi korban tetap tidak sadar," ucapnya.

Karena tidak kunjung sadar, akhirnya ada teman korban yang menginjak perut korban, dengan tujuan agar korban muntah. PAda saat itulah teman lainnya merekam, dan disebarkan melalui medsos.

Baca juga: Legislator PDIP Upaya Benahi Data Pencak Organisasi, Fokus Cetak Atlet Seni Bela Diri

Dari upaya yang dimaksud untuk menolong MJF itu, lebih lanjut kata Andrias, agar sadar dari mabuknya itu.

"Karena masih tidak sadar, lalu korban dibawa ke dekat rumahnya, di sana ada upaya lagi yaitu memandikan korban. Mungkin dengan dimandikan, direndam, itu bisa sadar, ternyata tetap tidak sadar," kata Andrias.

Pada saat itulah diketahui oleh ibu korban, karena takut sehingga teman-teman korban memilih kabur.

'Sehingga yang dimaksud dengan dugaan perundungan, tidak ada sebenarnya," imbuhnya.

Baca juga: Atap 2 Ruang Kelas di SDN Curahnongko 4 Jember Ambruk

Lebih lanjut dari kasus diduga pesta miras itu, Andrias menjelaskan, mereka membeli minuman keras tersebut dengan cara patungan.

"Polisi mengembangkan kasus ini, kepada pengedar (penjual) minuman keras tersebut. Pengedar minuman keras ini diduga bernama Supriyono. Namun dari penyelidikan, ternyata Supriyono ini sudah meninggal dunia sudah lama. Kini yang menggantikan itu masih kerabatnya. Tadi malam sudah kita amankan. Namun untuk inisialnya masih kita amankan di Mapolsek Semboro, untuk penyelidikan lebih lanjut," jelasnya.

Dalam kasus ini sendiri, lebih jauh kata Andrias, dilakukan pengembangan untuk mengusut peredaran miras yang ada di wilayah Kecamatan Semboro.

"Mengingat ini kan, menjual miras kepada anak di bawah umur," ujarnya.

Editor : Aris S



Berita Terkait