Pertemuan Mas Rio dan Karna (Foto: Dok. mili.id)
Situbondo, mili.id - Mas Rio bersama timnya mendatangi Pendopo Aryo, tempat tinggal resmi Bupati Situbondo, untuk bertemu dengan petahana Karna Suswandi pada Jumat, 29 November 2024.
Pertemuan itu menjadi simbol persaudaraan di tengah perbedaan politik.
Baca juga: Pertanyakan Kejelasan Status, Puluhan Honorer Geruduk DPRD Situbondo
Tokoh muda Situbondo bernama asli Yusuf Rio Wahyu Prayogo yang berpengalaman di Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Cirus Surveyor Group itu menunjukkan sikap penuh hormat kepada Karna dengan mencium tangan, menundukkan kepala, dan menyentuhkan kepala ke dada Karna.
Gestur itu menunjukkan penghormatan tulus dari seorang junior kepada senior, sekaligus memperlihatkan kedewasaan berpolitik.
Sikap ini mendapatkan respons positif dari Bung Karna-sapaan Karna Suswandi, yang sebelumnya telah mengucapkan selamat kepada Mas Rio-Mbak Ulfi (Ulfiyah) setelah hasil hitung cepat menunjukkan keunggulan pasangan tersebut.
Karna juga berjanji akan mendukung keberlanjutan pembangunan Kota Santri di bawah kepemimpinan Mas Rio.
"Ini adalah momen yang sangat menggetarkan hati. Pilkada kali ini bukan hanya tentang persaingan, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga persaudaraan," ungkap seorang warga yang menyaksikan video pertemuan mereka, yang viral di media sosial.
Baca juga: Rumah Produksi Pupuk Cair Palsu di Situbondo Digerebek Polisi
Politik Damai Warisan untuk Negeri
Pemandangan damai ini menjadi inspirasi, tidak hanya bagi masyarakat Situbondo, tetapi juga seluruh Indonesia.
Di tengah kompetisi politik yang sering kali memanas, sikap legawa kedua tokoh ini menjadi contoh bahwa politik dapat dijalankan dengan damai dan penuh persaudaraan.
"Politik bukan tentang perpecahan, melainkan tentang bagaimana kita bersama-sama membangun daerah ini," ungkap Mas Rio dalam pidatonya, mengapresiasi kebesaran hati Karna.
Baca juga: Peduli Kemanusiaan, Pemuda dan Wanita Katolik Situbondo Salurkan Bantuan
Sikap Karna dan Mas Rio juga menjadi edukasi politik bagi masyarakat.
Bahwa pernyataan 'siap menang dan siap kalah' harus benar-benar diwujudkan dalam praktik nyata.
Sikap seperti itu diharapkan menjadi standar baru dalam demokrasi Indonesia, di mana persaingan politik tidak berujung pada perpecahan, tetapi justru menguatkan persaudaraan.
Editor : Narendra Bakrie