Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Tragedi Sabtu Kelabu AACC 9 Februari 2008 Tewaskan 11 Orang, Begini Ceritanya

Tragedi Sabtu Kelabu AACC 9 Februari 2008 Tewaskan 11 Orang, Begini Ceritanya © mili.id

Gedung Asia Africa Cultural Center (AACC) (istimewa)

Surabaya, mili.id - Tepat pada 9 Februari 2008 atau 17 tahun yang lalu, terjadi Tragedi AACC atau sering disebut Sabtu Kelabu. Tragedi tersebut terjadi di gedung Asia Africa Cultural Center (AACC), yang kini bernama Bioskop Majestic di Bandung, yang menewaskan 11 orang gegara even musik metal.

Saat itu grup musik metal Beside asal Bandung tengah melangsungkan konser peluncuran album perdana mereka yang berjudul Against Ourselves di gedung AACC.

Baca juga: Pembacokan Brutal di Sidoarjo: Satu Tewas, Dua Terluka Parah

Konser dimulai pada sekitar 19.00 WIB dan terdapat beberapa petugas keamanan yang berjaga di luar gedung. Informasinya, gedung yang dipakai untuk acara ini mampu menampung penonton sebanyak 500 orang.

Jumlah Penonton di Luar Kapasitas Gedung

Namun siapa sangka, antusiasme para metalhead kala itu diluar dugaan. Penonton konser Beside ternyata melebihi kapasitas gedung, tempat dilangsungkannya peluncuran album tersebut.

Diperkirakan sebanyak 800 hingga 1000 orang berada di dalam gedung. Sementara diluar gedung masih banyak orang yang tidak bisa masuk untuk menyaksikan konser tersebut.

Saat konser selesai pada jam 20.30 WIB, kegaduhan mulai terjadi di kala para penonton akan meninggalkan gedung konser. Dikarenakan gedung tak mampu menampung begitu banyaknya penonton, sirkulasi udara di dalam gedung menjadi sangat kurang.

Selain itu, penonton yang berada diluar mengira bila konser tersebut masih berlangsung dan ingin masuk ke dalam gedung. Akibatnya, penonton yang hendak keluar dari dalam gedung ini tertahan.

Banyak diantara penonton yang mengalami sesak napas, dehidrasi, akibat berdesak-desakan dan ditambah terjadi kepanikan yang membuat banyak penonton yang terinjak hingga terhimpit.

Saat itu dikabarkan tim medis atau PMI tidak disiagakan. Ini membuat penonton yang terdampak kepanikan tidak menerima bantuan medis yang memadai. Banyak orang yang tergeletak di lantai dan tidak mendapatkan pertolongan medis yang cukup.

Baca juga: Pria Paruh Baya di Sampang Tewas Bersimbah Darah

Kepanikan massal ini merenggut nyawa 11 penonton dan puluhan lainnya luka-luka. Sebanyak 3 orang ditangkap dan dinyatakan sebagai tersangka dengan tuduhan kelalaian yang menyebabkan kematian dan luka-luka orang lain.

Konser Metal Sempat Dilarang di Bandung

Pasca tragedi tersebut, konser musik metal sempat dilarang diselenggarakan di Bandung. Hal ini juga menghambat jadwal konser grup band lainnya, termasuk Beside yang harus menunda jadwal turnya ke berbagai kota di pulau Jawa. Acara konser musik di Bandung banyak yang dijadwal ulang dan izinnya pun dipersulit.

Konser metal boleh diselenggarakan kembali dua tahun pasca kejadian tersebut. Namun dengan berbagai macam catatan. Segala acara yang berpotensi menimbulkan massa banyak harus memiliki standar keamanan dan paramedis.

Tapi, dibalik pedihnya tragedi musik tersebut secara tidak langsung ada kebijakan yang positif untuk penyelenggaraan acara. Standar lebih ditingkatkan demi menjaga peristiwa serupa tidak terulang.

Baca juga: Kakek Jember Tewas ketika Mandi di Saluran Irigasi

Monumen untuk Para 11 Korban Tewas

Setelah tragedi tersebut, Gedung AACC kemudian ditutup sementara. Pada tahun 2010, gedung direnovasi serta diberi nama baru, yaitu New Majestic. PD Jasa dan Pariwisata lalu mengambil alih pengelolaan gedung dan berganti nama kembali menjadi De Majestic pada tahun 2017.

Pada tahun 2014 diresmikan Taman Musik Centrum, sebuah taman tematik seluas 4.200 meter persegi di Jalan Belitung, Sumurbandung, Bandung. Taman ini diresmikan oleh Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung, Arief Prasteya atas gagasan Wali Kota saat itu, Ridwan Kamil.

Pada acara peresmian juga mengagendakan perkenalan monumen berbentuk gitar raksasa sebagai monumen untuk mengingat bahwa pernah ada korban atas konser metal di Indonesia. Di situ tergurat 11 nama korban meninggal dalam Tragedi Sabtu Kelabu tersebut.

Sementara band Beside, kemudian berusaha beradaptasi dan menjadikan tragedi itu sebagai kenangan. Album kedua dirilis Beside dengan nama 'Eleven Heroes', sebagai bentuk penghargaan Beside kepada 11 orang korban meninggal pada acara rilis albumnya 2008 silam.

Editor : Aris S



Berita Terkait