Ketua PPSDS Jatim, Muthowif
Mili.id - Para pelaku usaha daging segar (jagal) Kota Surabaya, mulai kesulitan untuk mendapatkan sapi siap potong.
Menurut Muthowif, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim. Hal itu disebabkan adanya penutupan pasar hewan tradisional. Kemudian pembatasan sapi keluar di sentra sapi siap potong.
Baca juga: RS Hewan Unair Sebut Vaksin dan Peternak Jadi Kunci atasi Wabah PMK
"Jika ada yang sapi keluar dari kabupaten/kota, para jagal dituntut dilampirkan dokumen, seperti Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dinas terkait." katanya, kepada Mili.id, Minggu (15/4).
Thowif menilai, kebijakan tersebut, sebenarnya bagus untuk mengurangi penyebaran PMK yang sedang terjadi di Jawa Timur.
Akan tetapi, dampaknya akan menimbulkan kelangkaan stok sapi siap potong. "Wong tidak ada wabah PMK, para jagal kesulitan mendapatkan sapi siap potong, ada wabah lagi lebih sulit untuk mendapatkan sapi siap potong." urai mantan Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jatim tersebut.
Baca juga: Kasus PMK Meningkat, 6 Pasar Hewan di Mojokerto Ditutup
Bila kondisi sapi siap potong sulit didapat di pasar tradisional, Dosen Fisip Unipra Surabaya tersebut khawatir terjadi beberapa hal.
Pertama, harga sapi siap potong mahal, secara otomatis para jagal akan menaikan harga daging segar sesuai kenaikan harga sapi siap potong.
"Kedua, jika anggota kami (jagal) secara terus menerus kesulitan mendapatkan sapi siap potong dari daerah sentra ternak di Jawa Timur, saya kawatir terjadi mogok tidak jualan daging segar di Pasar Tradisional. Seperti yang terjadi pada akhir tahun 2012." bebernya.
Baca juga: Terjangkit PMK Tiga Sapi Mati, Warga Jember Terpaksa Menjual dengan Harga Murah
Mengingat lanjut Thowif, Senin besok (16/5) PPSDS Jatim akan mengadakan rapat kordinasi menyamakan pemahaman dan langkah-langkah yang bersifat strategis.
"Jika yang terbaik bagi anggota kami adalah mogok, maka itu yang akan kami lakukan." demikian Thowif.
Editor : Redaksi