Ketua Pansus Pemuda, Hari Santoso
Mili.id - Pembentukan organisasi lintas agama yang diinisiasi Walikota Surabaya, Eri Cahyadi dengan melibatkan sejumlah organisasi kepemudaan. Memantik Ketua Pansus Pemuda DPRD Kota Surabaya, Hari Santoso angkat suara.
Hari menyatakan, yang tidak kalah penting dari pembentukan organisasi tersebut, adanya sinergitas dengan materi siswa di sekolah. Biar tidak terkesan sekedar kegiatan formalitas.
Baca juga: Kasus Kredit Fiktif Rp5,18 Miliar di BRI Mulyosari Surabaya Dibongkar Kejaksaan
"Harus ditata sebaik mungkin," tegas Hari, Selasa (31/5).
Hari menjelaskan, kegiatan ekstrakurikuler erat hubungannya dengan materi di sekolah. Misalnya PKN, pendidikan kerohanian yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan yang sifatnya ceremonial.
"Di situ tidak hanya sekedar kegiatan, harus ditata dengan baik, agar hasilnya maksimal. Kalau perlu ditekankan di kurikulum pendidikan yang sifatnya urgent, mendapatkan perhatian dari masyarakat, lalu dibakukan dalam kurikulum pendidikan, SMP-SMA." beber Hari.
Dengan begitu, lanjut Hari nantinya bisa jadi bekal tidak terputus, ketika mereka sudah masuk perguruan tinggi dan hasilnya lebih maksimal.
"Wadah ini memberikan tempat untuk mengawasi, mengontrol, sehingga nanti tidak sampai kecolongan." sebut Anggota Komisi D tersebut.
Baca juga: Pemkot Surabaya Raih Opini WTP Ke-13 Berturut-turut dari BPK
Di samping pembentukan organisasi itu. Hari menekankan orang tua, guru, tokoh masyarakat dan agama pada masing-masing agama, ada forum yang dipersiapkan sebagai pendidik. Sehingga mendapatkan hasil maksimum.
"Ini memang harus sinergi terus, jangan sampai terputus. Jadi mulai akar harus kita persiapkan sampai berjalan. Mulai hulu sampai hilir, ini ada keterkaitan, tidak terpisahkan." ujar Hari.
Bagi Hari, usia 17 - 25 tahun yang dilibatkan dalam organisasi lintas keagamaan itu. Bukanlah suatu masalah, Sebab sifatnya bukan membebani. Tugas mereka mensosialisasikan tentang bahayanya paham radikalisme.
Baca juga: RPJMD Surabaya 2025-2029 Fokus pada Transformasi Menuju Kota Berkelanjutan
"Kalau mwnurut saya mulai usia dini lagi, usia 13 - 14 tahun," jelas Hari.
Bahkan menurut Hari, mereka ke depannya dengan kesadaran sendiri akan mewawancarakan ilmu yang mereka dapat.
"Bahwasanya paham radikalisme ini tidak harus diikuti, bahkan harus ditolak." demikian Hari.
Editor : Redaksi