Foto: Dindik Jatim for Mili.id
Surabaya, mili.id - SMAN 1 Tanggul, Jember ditunjuk pemerintah pusat menjadi salah satu pilot projek sekolah yang menerapkan program inovatif mengubah lahan kosong menjadi sumber pangan sehat dan kegiatan bermanfaat bagi murid atau School Food Care (SFC).
Memulai memanfaatkan lahan tak terpakai itu, para murid dan guru secara kreativitas dan semangat gotong royong, bahu-membahu menanam berbagai jenis sayuran organik dengan metode hidroponik dan polybag di sekolah tersebut.
Baca juga: Kereta Api Ijen Ekspres Tabrak Dump Truck di Jember
Melihat perkembangan ini Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai memantau langsung sekolah tersebut. Sebab, murid tidak hanya diberikan ilmu akademik saja, tapi bekal keterampilan bercocok tanam.
Selain itu Program SFC menurut Aries juga berguna untuk memanfaatkan potensi lokal yang ada di wilayah Tanggul, Jember.
"Saya mengapresiasi program SFC yang dijalankan sekolah karena mengajak seluruh murid untuk turut serta dalam melakukan kegiatan bercocok tanam. Ini bukti bahwa murid tidak hanya mendapat ilmu akademik secara teori saja namun juga dibekali keterampilan lain seperti menanam dengan metode hidroponik dan media polybag," ujar Aries. Senin (17/3/2025).
Aries juga terkesan akan program SFC yang dijalankan sekolah karena melalui program tersebut murid dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar atau media belajar serta mendidik murid berjiwa Enterpreneur.
Selain itu program School Food Care juga bisa menjadi wisata edukasi, mendukung tumbuh kembang murid baik secara fisik dan mental dalam menciptakan generasi yang berjiwa wirausaha serta pemenuhan gizi sehat
dan seimbang.
"Dari kegiatan School Food Care ini murid diharapkan dapat mengolah bahan baku menjadi bahan olahan, membuat produk inovasi tepat guna dan memiliki nilai jual serta menciptakan wirausahawan muda," jelasnya.
Baca juga: Pria Misterius Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan Rambipuji Jember
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Tanggul Jember Marta Mila Sughesti mengungkapkan pada Desember tahun 2024 lalu, sekolah ditunjuk pemerintah untuk menjalankan program School Food Care. Program ini dimaksudkan untuk mendukung program ketahanan pangan dilingkungan sekolah.
"Dalam pelaksanaannya, lahan kosong seluas 1/2 hektar yang ada dibelakang gedung sekolah. Butuh penanganan khusus untuk dirubah menjadi lahan pproduktif. Karenanya sebagai solusi kami juga gunakan cocok tanam dengan metode hidroponik dan menggunakan polybag," jelasnya.
Sedangkan jenis tanaman yang dikelola meliputi sayur, kacang dan umbi-umbian dengan masa panen lebih pendek di bawah 6 bulan. Martha juga mengaku program School Food Care masuk bagian dari kurikulum
sekolah melalui P5, Dobel Trak dan PKWU.
"Kita libatkan seluruh murid di setiap jenjang. Juga guru, karyawan dan komite untuk mengurus perkebunan sekolah," tambahnya.
Baca juga: Bank Jatim Jember Kebakaran, Sekuriti Menderita Luka Bakar
Martha menyebut bersama guru para murid berperan untuk proses pemilihan tanaman yang cocok dengan tipikal lahan, juga jenis tanaman yang cepat panen bisa di olah dengan mudah dari bahan baku menjadi bahan olahan.
Hasil penjualan, imbuhnya akan digunakan untuk pembelian bibit baru dan perbaikan sanitasi air di sekitar lahan.
"Tipe tanah di sekolah kami ini butuh penanganan khusus untuk sanitasi dan ini jujur tidak murah dengan area perbukitan apalagi jika musim hujan harus benarr benar di cek untuk sanitasinya," tandasnya.
Editor : Aris S