Wamenaker, Immanuel Ebenezer ketika sampai di Sentosa Seal Surabaya (Foto: Wendy/mili.id)
Surabaya, mili.id - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) RI, Immanuel Ebenezer menyikapi tindakan Sentoso Seal Surabaya yang diduga mempersulit karyawan Islam untuk menunaikan Salat Jumat.
Hal itu disampaikan Wamenaker usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Sentoso Seal di Kompleks Pergudangan Margomulyo Suri Mulia Permai Blok H-14 Surabaya, Kamis (17/4/2025).
Baca juga: Budak Algoritma Dibedah di Unusa: Mahasiswa Diajak Melek Teknologi
Tujuan sidak ini untuk memastikan kebenaran dari kabar yang beredar bila Jan Hwa Diana menahan ijazah bekas karyawannya, melakukan pemotongan upah sepihak, hingga melarang karyawan laki-laki pemeluk agama Islam dipersulit untuk Salat Jumat.
Hasil sidak yang rampung sekitar pukul 12.55 WIB ini, pihaknya menemukan beberapa kejanggalan yakni para karyawan yang masih aktif bekerja saling menutupi, hingga Diana yang disebut banyak berkelit ketika dicecar pertanyaan.
Merespons kabar yang beredar bila karyawan laki-laki pemeluk Islam dipersulit Salat Jumat atau hanya diberi waktu sekitar 20 menit, Immanuel menyebut perlakuan Diana terhadap karyawan tersebut ialah biadab.
"Itu yang paling tepat jawabannya biadab. Ini republik yang diajarkan semuanya terkait agama dilindungi. Dia (karyawan) mau ke gereja, mau ke kuil, mau ke pura, itu dilindungi undang-undang. Kalau mereka melarang itu, ada konsekuensi," ungkap dia.
Baca juga: Bangun Indonesia Lebih Kokoh: Petra Civil Expo 2025 Dorong Inovasi Infrastruktur
Terkait permasalahan yang kompleks ini, Imannuel percaya bila aparat penegak hukum dalam hal ini Kepolisian, akan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
"Ini harus ditindak. Tindakannya buat aparat penegak hukum kita yang melakukan tindakan hukum. Kami tidak mungkin melakukan desakan, tapi kami yakin sekali bahwa kepolisian tau apa yang harus dilakukan," tandasnya.
Wamenaker juga menyebut bahwa banyak hal yang janggal dan ditutup-tutupi di Sentoso Seal.
Baca juga: Soto Seger Joyoboyo Surabaya: Hadir dengan Rasa Otentik, Ciptakan Lapangan Pekerjaan
Immanuel mengaku menemukan beberapa keanehan di antaranya para karyawan yang masih bekerja ketika ditanya perihal penahanan ijazah hingga pemotongan upah terkesan menutup-nutupi.
"Kita negara tidak dihargai, yang udah pasti itu. Banyak hal-hal yang janggal. Ada hal yang ditutup-tutupi entah apa maksudnya, padahal ini hal yang sepele. Saya pikir Pak Wawali (Armuji) aja yang tidak dihargai, ternyata saya juga tidak dihargai," ungkapnya.
Editor : Narendra Bakrie