Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Pemuda Mojokerto Sulap Lahan Tidur Jadi Kebun Sayur Organik

Harga Bersahabat, Bisa Langsung Panen di Kebun

Pemuda Mojokerto Sulap Lahan Tidur Jadi Kebun Sayur Organik © mili.id

Rheza Firmansyah Abdillah di lokasi pembuatan Pupuk. (Nana/mili.id)

Mojokerto, mili.id - Pemuda berusia 25 tahun di Kota Mojokerto berhasil memanfaatkan lahan tidur seluas 800 meter persegi milik pemerintah dengan budidaya sayuran organik sejak lima bulan terakhir.

Mulai dari terong ungu, kangkung, caisim, pokcoy dan selada yang kesemuanya menggunakannya pupuk organik selama perawatan atau disebutnya "Full Organik".

"Untuk pokcoy isi 3 itu Rp 7 ribu, kalau kangkung 1 pack berat 300 gram itu Rp 6 ribu," kata Rheza Firmansyah Abdillah di lokasi pembuatan Pupuk Bokashi yang diproduksi Poktan Margodadi, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari, Jumat (25/9/2025).

Menariknya lagi, ia melakukan riset lahan terlebih dahulu maupun pembuatan pupuk organik padat dan pupuk cair yang digunakan ke tanaman ini.

Pupuk organik itu berasal dari kotoran hewan. Untuk pupuk padat berasal dari kotoran kambing, sedangkan pupuk cair dari urine kelinci yang diperoleh dari masing-masing peternak.

"Awalnya itu bikin pupuk, terus riset ternyata berhasil. Habis itu berkembang menjadi hasil panen ini," jelasnya.

Ide menjadi petani milineal tumbuh ditengah fomo anak muda sekarang yang lebih memilih menyibukkan diri dengan dunia media sosial. Rheza justru memilih banting setir dari tukang las sepedamotor menjadi petani organik di usia mudanya.

Jatuh bangun dalam mempertahankan pekerjaanya menjadi tukang las, membuat dirinya banting setir beralih profesi menjadi petani organik. Secara otodidak dirinya belajar dari platform YouTube.

"Belajarnya dari YouTube sih, otodidak saja belajarnya," aku pemuda yang kini sehari-hari fokus bercocok tanam di lahan tidur milik Pemkot Mojokerto itu.

Saat ini, Rheza memilih menjual hasil sayuran organik yang dianggap lebih sehat dan aman, bebas dari residu bahan kimia berbahaya secara door to door maupun kemitraan.

Kini dia baru memiliki 2 mitra yang memanfaatkan lahan kosong atau lahan sempit di sekitar rumah mereka untuk bercocok tanam organik.

"Masih door to door, kalau ada yang pesan baru kami panen. Sama kemitraan, ada teman di Tropodo dan Jayanegara, Puri," imbuhnya.

Yah, bukan tanpa tantangan, aku Rheza, mindset masyarakat umum masih menganggap sayur organik memiliki harga yang terbilang mahal membuat kebanyakan orang enggan mengkonsumsinya.

Tapi, dirinya memilih menjual terong ungu, kangkung, caisim, pokcoy dan selada organik dengan harga bersahabat. Utamanya dikantong ibu rumah tangga.

"Yah tantangannya itu tadi, dikira harganya mahal. Tapi ini kami hadirkan dengan harga relatif terjangkau, malah lebih mahal sayuran (pupuk kimia) yang ada di pasar," tuturnya.

Ia pun semakin bersemangat untuk menjawab tantangan itu. Rheza yakin aneka sayuran organik yang berhasil ditanamnya bisa dikonsumsi semua kalangan dengan harga terjangkau.

"Tetap optimis, semua orang bisa konsumsi. Walau memang masih ada sayuran yang tersisa saat panen atau afkir. Tapi tetap laku dijual ke peternak kelinci," jawabnya dengan nada bersemangat.

Nah, untuk keuntungan Rp 1.000 sampai Rp 2.000 yang dihasilkan dari menjual bermacam sayuran organik, pupuk padat, dan pupuk cair dimasukkan ke dalam kas Poktan Margodadi, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Pemkot Mojokerto melalui Kelurahan Balongsari mendukung penuh aksi nyata pemuda dalam memperjuangkan keberadaan petani milineal di tengah perkotaan.

"Kami sangat suport penuh, karena memang mencari petani milineal di Kota ini hanya beberapa gelintir. Alhamdulillah di Balongsari ini ada pemuda tergerak untuk bertani dan inipun menggunakan pupuk organik dibuat sendiri, dan menjaring KWT untuk penjualan. Pangsa pasar ada rumahan sama cafe, juga UMKM," pungkasnya.

Baca juga: Polda Jatim Bangun Gedung Ketahanan Pangan, Bisa Tampung 2000 Ton Hasil Panen

Editor : Achmad S



Berita Terkait