Intoleransi Jadi Batu Ganjalan Nation and Character Building

Intoleransi Jadi Batu Ganjalan Nation and Character Building © mili.id

Diskusi yang diadakan DPC GMNI Surabaya 'Meruwat Pemikiran Bung Karno: Nation and Character Building', di Museum HOS Tjokroaminoto, Jl Peneleh

Mili.id - Abdul Ghoni Muklas Ni'am, Anggota Komisi C DPRD Surabaya mengatakan, untuk mewujudkan nation and character building harus ditopang dengan menerapkan revolusi mental, yang juga merupakan gagasan Bung Karno.

"Ini problem kita dimana mentalitas individu rakyat masih belum memaknai Indonesia sebagai bangsa yang besar," tutur Abdul Ghoni Muklas Ni'am dalam Diskusi yang diadakan DPC GMNI Surabaya 'Meruwat Pemikiran Bung Karno: Nation and Character Building', di Museum HOS Tjokroaminoto, Jl Peneleh.

Menurut Ghoni, di dapuknya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presidensi G20, merupakan sebuah prestasi besar. Wibawa dan nama besar bangsa Indonesia juga ikut terangkat.

Namun, Ghoni menyayangkan adanya intoleransi yang bisa menghambat mewujudkan nation and character building. Pun juga menghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Kota Surabaya ini juga menyinggung adanya kelompok Khilafatul Muslimin yang eksis di berbagai kota di Indonesia.

"Beberapa minggu lalu kita dihebohkan dengan khilafatul muslimin. Sampai kita ini yang pengagum Soekarno dikatai PKI oleh kelompok-kelompok seperti mereka, padahal Soekarno sendiri sholat 5 waktu," ujarnya.

Character building, bagi Ghoni, adalah upaya menjaga identitas Bangsa Indonesia. Maka dari itu, dirinya mengusulkan pembuatan patung Bung Karno yang nantinya akan ada di berbagai titik di Kota Surabaya.

"Founding father kita sudah menata negara ini dengan baik. Ajaran-ajaran beliau perlu kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan merajut persatuan dan kesatuan yang hari ini mulai terkikis sedikit demi sedikit," katanya.

Dikatakan Ghoni, Bung Karno dilahirkan dan cukup lama mengenyam pendidikan di Surabaya.

Karenanya, warga Indonesia, khususnya Surabaya, harus mengetahui nilai-nilai historis yang terkandung di dalamnya. "Saya berharap nantinya kegiatan pembelajaran di luar kelas bisa dilakukan di tempat-tempat yang memiliki nilai-nilai historis, dan surabaya memiliki itu yakni sebagai kota pahlawan" katanya.

Baca juga: Babak Pertama Indonesia Vs Australia Imbang Tanpa Gol

Editor : Redaksi



Berita Terkait