Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Kabar Gelora Bung Tomo Gagal Tuan Rumah Piala Dunia 2023, Dewan Kota Angkat Suara

Kabar Gelora Bung Tomo Gagal Tuan Rumah Piala Dunia 2023, Dewan Kota Angkat Suara © mili.id

Foto Tangkapan Layar

Mili.id - Ketua Komisi C DPRD Baktiono angkat suara terkait beredarnya kabar Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, 2023.

Menurutnya, Surabaya sudah menyiapkan event internasional tersebut sejak zaman Walikota Tri Rismaharini, dengan mengalihkan sebagian anggaran pembangunan wilayah timur.

Maka, ia menekankan agar akses dan  bau sampah jadi perhatian khusus. Sebab yang hadir merupakan seluruh dunia, pemain-pemain sepak bola sekaliber dunia

"Kita persiapkan benar-benar, termasuk akses jalan, baik masuk maupun keluar. Itu diperluas, diperlebar, tempat parkir juga, bangunan, termasuk yang paling krusial adalah bau (sampah)." beber Baktiono.

Ia mengingatkan, warning dari PSSI  harus direspon. Karena GBT sudah dirancang agar tidak berbau, kendati dekat tempat pembuangan akhir sampah. Dan sekaligus tidak menimbulkan kesan kurang baik bagi dunia internasional.

"Ini akan ada event sepak bola internasional. Yakni Piala Dunia U-20 . Maka harus dirawat, diperhatikan." tegas Baktiono

Dilansir dari CNNIndonesia Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menjawab kabar Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, yang batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. 6 stadion yang diajukan ke FIFA untuk jadi tuan rumah dikabarkan hanya 4 stadion yang diloloskan FIFA.

Salah satu stadion yang dikabarkan batal menjadi tuan rumah adalah Stadion GBT.

Namun Iriawan mengatakan hingga saat ini PSSI belum menerima keterangan resmi dari FIFA. "Belum. Nanti kita tunggu dulu. Nanti ada surat resmi dari FIFA. Kemarin kan sudah dilihat FIFA, keenam stadion masih sama," ujar Iriawan.

Karenanya, Baktiono mengimbau agar TPS pengolahannya harus modern. Sebab,  investor sudah berulang kali diingatkan supaya tidak menimbulkan bau.

"Karena di sana juga sudah diberi obat, sudah dengan sistem sanitary renville juga, penimbunan tanah agar nanti bisa menjadi gas, ada juga bisa menjadi kompos untuk bisa dialirkan menjadi tenaga listrik." demikian ujar Baktiono. 

Baca juga: RPJMD Surabaya 2025-2029 Fokus pada Transformasi Menuju Kota Berkelanjutan

Editor : Redaksi



Berita Terkait