Sekretaris Komisi B, Mahfudz
Mili.id - Rencana pemerintah yang akan mengkonversi LPG 3 kg ke kompor listrik ditentang sekretaris Komisi B DPRD Kota Surabaya, Mahfudz. Ia menilai masyarakat tidak mungkin menggunakan kompor listrik tersebut.
"Ini kajiannya awur-awuran," ketus legislator PKB ini.
Menurutnya, di luar kota Surabaya masih banyak warga yang belum menikmati aliran listrik. Sehingga penggunaan kompor ini bisa diproyeksikan dalam waktu 10-20 tahun mendatang.
"Lebih tepat kompor LPG karena lebih mudah dan murah, bisa dibawa kemana-mana." ujarnya.
Di Surabaya, tutur Mahfudz, masih banyak warga daya listriknya masih 450 watt. Apbila warga dipaksa memakai kompor itu, ia tidak bisa membayangkan betapa bengkaknya tagihan perbulan nya.
"Kompor listrik ini cocoknya untuk orang-orang kaya," tegasnya.
Ia pun mengingatkan, keberadaan LPG 3kg yang sudah merata di masyarakat, kemudian ditarik dan dipaksa memakai kompor listrik, menurutnya hal itu akan buang-buang uang negara. Dan meyakini kompor itu tidak bakal dipakai
"LPG 3kg sudah betul untuk warga miskin," ujarnya.
Lantas ia menanyakan, mana program pemerintah yang ingin menyambungkan gas bumi di bawah tanah? Namun tiba-tiba malah mewacanakan konversi LPG ke kompor listrik. "Kalau sudah cukup untuk urusan listrik, baru diberikan kompor listrik itu." ketusnya.
Ia menilai, saat ini masyarakat tidak membutuhkan kompor listrik. Sekaligus berpesan, jangan hanya karena kepentingan memaksakan mengkonversi LPG ke kompor listrik.
"Saya sendiri enggak setuju itu, wacana pembagian kompor listrik. Pasti enggak dipakai," demikian ucap Mahfudz.
Copyright © Mili.id 2022
Baca juga: Ranwal RPJMD Surabaya 2025-2029 Fokus Transformasi Menuju Kota Berkelanjutan
Editor : Redaksi