Rapat di Komisi A terkait tingkat keamanan di wisata Religi Ampel
Mili.id - Komisi A DPRD Kota Surabaya menggelar rapat pendapat (RDP) terkait ketertiban dan keamanan di kawasan wisata religi Ampel Kecamatan Semampir.
"Kita rapat koordinasi dengan Satpol PP, TNI - Polri untuk meningkatkan kawasan di sana," kata Wakil Ketua Komisi A Camelia Habiba.
Habiba menyatakan, di wisata Sunan Ampel tidak ada petugas keamanan dari Satpol PP, yang ada hanya mobilnya saja. Terhadap hal itu, legislator PKB ini sangat menyesalkannya. Menurutnya, wisata Ampel harus dapat perlakuan sama seperti THP Kenjeran dan taman di Kota Pahlawan ini.
"Ini objek vital, harus ada petugas keamanan khusus, Satpol PP standby, ngepos disana." ujar ketua Fatayat NU ini.
Habiba menuturkan, berdasarkan catatan pihak kepolisian. Mereka butuh fasilitas untuk membantu keamanan. Sebab selama ini, di kawasan tersebut belum terbangun pos. Maka, ia medesak pemkot membangun pos terpadu, sehingga ada petugas gabungan. Baik Babinsa, Kepolisian dan Satpol PP serta pemasangan CCTV.
"Wisata religi Ampel ini jangan di anak tirikan," sergah Habiba.
Terkait hal itu, Habiba menegaskan, apakah Semampir ini perlu dilepas dari kota Surabaya, di masukkan Kabupaten Bangkalan? Mengingat, sejak 2016 lalu, Walikota Eri Cahyadi saat menjabat kepala Cipta Karya pernah mengeluarkan FS dan dipaparkan kepada publik.
"Waktu itu dengan saya, memaparkan desain-desainnya, itu sudah jadi, ungkapnya.
Namun sayangnya, urai Habiba FS itu belum ada kejelasan posisinya di mana? Kenapa, tanya Habiba. Tempat lain yang baru saja diusulkan bisa diaplikasikan. Sedangkan FS yang sudah jadi, menggunakan APBD 2016 sampai saat ini tidak diaplikasi pembangunannya.
"Ada kendala apa itu yang kami sampaikan?" sesalnya.
Wisata Ciptaan Tuhan
Habiba memaparkan, wisata religi Ampel butuh perhatian. Pasalnya, menurut dia, Ampel adalah objek wisata yang diciptakan Tuhan, bukan diciptakan pemerintah kota. Namun pemkot dinilai tidak membangun seperti kawasan-kawasan lain. Walau demikian, tetap mendapatkan berkah atas keberadaan wisata religi ini.
"Ini lho, wisata yang kelasnya nasional bahkan internasional, tidak dioptimalkan tidak dieksplor pemerintah kota," tegasnya.
Harusnya, sambung Habiba benar-benar dieksplor, sehingga menjadi miniatur kota Surabaya, selain Tugu Pahlawan, yang juga membawa nama baik Kota Pahlawan. Ketika, tambahnya dia, wisata Ampel tingkat kriminalitasnya meningkat, dan korbannya adalah orang di luar kota Surabaya, yakni penziarah. Baginya akan membuat citra buruk Kota Surabaya.
"Oh, Surabaya ini ternyata (begini), ini kan justru melukai Walikota kita," jelas Habiba.
Jangan Tunggu Sponsor
Habiba mengimbau, pemkot harus memasang papan nama (plang) di kawasan religi ampel pada sejumlah akses masuk, dan juga tersedianya petunjuk arah di layanan Map. Hal ini, supaya peziarah tidak kebablasan.
"Buta neon box, jangan menunggu sponsor sarung datang," ujarnya.
Bicara wisata, sambung Habiba harusnya ada sesuatu yang disuguhkan bagi peziarah atau wisatawan. Biar menimbulkan kenyamanan, sebab yang datang me kawasan religi Ampel juga ada turis non muslim.
"Ketika masuk di sana, mereka enggak kepingin ngaji saja. Tapi ingin ngerti, bagaimana Ampel dulu, ternyata Ampel bawa misi pendidikan, kebudayaan ekonomi. Itu biar yang non muslim paham sejarahnya Ampel seperti itu." beber Habiba.
Di samping itu, Habiba mengaku, ada masukan tokoh setempat, baik RT/RW dan tokoh agama, yang menerangkan tingkat kriminalitas cukup tinggi di kawasan wisata Ampel. Di antaranya sepanjang jalan Nyamplungan ataupun jalan pegirian. Bahkan, peristiwa itu terjadi di siang hari. Sehingga, Komisi A mendesak pemkot, membuat langkah konkret untuk menekan tingkat kriminalitas tersebut.
"Karena kalau kita hanya mengandalkan polisi. Tentunya itu tidak akan bisa, perlu sinergitas antara pemerintah kota juga," demikian ketus Habiba.
Baca juga: DPRD Surabaya Ingatkan Pemkot, Pinjaman Utang Harus Relevan dengan Kebutuhan Warga
Copyright © Mili.id 2022
Baca juga: DPRD Surabaya Dorong Keterlibatan UMKM dalam Program Makan Siang Gratis
Editor : Redaksi