Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Ngeri, Kematian Covid-19 Capai 9.671. Politisi Malaysia Heran Corona RI Turun Drastis

Ngeri, Kematian Covid-19 Capai 9.671. Politisi Malaysia Heran Corona RI Turun Drastis © mili.id

Illustration: Colourbox

Mili.id - Kasus Covid-19 di Malaysia per September 2021mencapai angka 9.671 kematian. Otoritas di Malaysia menyebut kenaikan angka kematian disebabkan karena penambahan dari bulan sebelumnya. 

Kementerian Kesehatan Malaysia menegaskan banyaknya kematian akibat Covid-19 pada September karena pelaporannya terlambat, bahkan sampai beberapa bulan. Penyebabnya lantaran kenaikan jumlah pasien infeksi virus corona telah membuat rumah sakit dan labolatorium pengujian kewalahan.

Baca juga: PPn Bakal Naik 12 Persen, Ini Kata Komisi B DPRD Surabaya

Jumlah kematian akibat Covid-19 pada September 2021 lebih dari satu pertiga dari total 26.335 pasien infeksi virus corona yang dilaporkan meninggal di Malaysia. Jumlah ini menjadikan September sebagai paling mematikan sejak serangan pandemi Covid-19 di Malaysia. 

Bahkan tingkat kematian akibat Covid-19 di Malaysia, merupakan yang tertinggi di Asia secara per-kapita, yakni 2,2 juta kasus. Walau demikian, kasus baru positif Covid-19 di negara itu menurun dalam beberapa pekan terakhir di tengah peningkatan imunisasi massal vaksin virus corona. 

Mengaca pada Indonesia, sebelumnya Politisi Malaysia dari Partai Aksi Demokratik, Lim Kit Siang heran melihat kasus COVID-19 di RI bisa menurun drastis.

Sehingga ia meminta Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin menjelaskan mengapa Covid-19 di Indonesia kasusnya setengah lebih kecil dari angka kasus di Malaysia.

Padahal sambung dia, populasinya jauh lebih besar. "Bisakah menteri kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, menjelaskan mengapa selama 16 hari berturut-turut, Indonesia telah mengurangi kasus baru COVID-19 hariannya menjadi kurang dari Malaysia bahkan kurang dari setengah seperti kemarin 8.955 kasus menjadi 20.988 kasus Malaysia?" kata Lim dikutip detik dari Malaymail. 

Baca juga: Hari Ini Momen Menghormati Dedikasi Para Pahlawan Kesehatan

Sementara, pakar penyakit menular Universitas Malaya Adeeba Kamarulzaman, mengkritik kasus kematian COVID-19 yang tidak dilaporkan sebelumnya. 

Ia menuding, bahwa hal itu memperlihatkan kesenjangan sistemik. Padahal, tegas dia Malaysia dinilai memiliki salah satu peluncuran vaksin COVID-19 tercepat di Asia Tenggara.

Adeeba juga menjelaskan, Malaysia  memiliki tingkat vaksinasi yang tidak merata di berbagai negara bagian, di samping itu dia juga memandang Malaysia tidak memadai dalam memantau pasien COVID-19 yang menjalani karantina rumah. 

Baca juga: Anggaran Covid-19 Disoal, AMAK Minta Polda dan Kejati Jatim Periksa Eks Bupati Jember

Sekaligus ia menyoroti akses terbatas ke perawatan kesehatan di antara para migran yang tidak berdokumen.

"Banyak di antara populasi migran yang kekurangan informasi tentang penyakit ini atau takut untuk datang ke perawatan, takut mereka ditangkap," tutur Adeeba kepada Reuters.

 

Editor : Redaksi



Berita Terkait