Mili.id - PMM atau pertukaran mahasiswa merdeka yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berjalan baik di Universitas Dr. Soetomo (unitomo) Surabaya.
PMM digelar di Gedung F lantai 3 Unitomo. Annafi, dosen pembimbing Modul Nusantara (MN), telah menyiapkan sejumlah kegiatan terkait Kebhinnekaan, kebanggsaan dan refleksi terhadap budaya hingga kuliner nusantara.
Baca juga: Unitomo Surabaya Tuan Rumah Penguatan Program Studi Infokom Menuju Akreditasi Unggul
Maka, MN yang digelar pada Senin, 7 November 2022. Dia membuat program bertajuk 'menjelajahi kuliner nusantara dengan segala ciri khas dan sejarahnya'. Ia menilai,
Kegiatan modul nusantara tidak hanya menguatkan tentang wawasan kebangsaan, toleransi dalam keberagaman.
Baca juga: Ikan Pindang Jangan Hanya di Goreng Selimut Tepung, Coba Empat Menu Ini
Akan tetapi, tambah nya, dapat merajut kekeluargaan dan kebersamaan dalam bingkai kuliner nusantara, dimana mahasiswa saling mencicipi makanan khas daerah masing-masing. Sekaligus di ceritakan sejarah lahirnya makanan itu sendiri. "Serta kapan makanan khas itu disuguhkan dan dijadikan sebagai oleh-oleh,” tutur Annafi.
Melan Ayu Shafira, salah satu perwakilan mahasiswa, mengenalkan coto mangkasara (coto makassar). Makanan tradisional Suku Bugis dan Suku Makassar, Sulawesi Selatan.
Konon coto ini, sudah ada sejak Kerajaan Gowa. Tepatnya di Kabupaten Gowa abad ke-16, yang dulunya hanya disajikan kepada keluarga kerajaan.
Ayu memaparkan, PMM tidak hanya menambah wawasan, ilmu dan pengetahuan. Namun, juga melahirkan kebersamaan dari banyaknya perbedaan. "Sesuai dengan tagline PMM, bertukar sementara, bermakna selamanya,” tutupnya.
Editor : Redaksi