Mili.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggagas kampung wisata yang dapat menunjukkan budaya Arek-Arek Suroboyo dan perekonomian kreatif warga sekitar.
Menurut Cahyo Siswo Utomo, Anggota Komisi D, DPRD Surabaya, gagasan tersebut dapat diselaraskan dengan kampung cerdas yang ada di dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Usul Prakarsa DPRD Kota Surabaya.
Baca juga: DPRD Surabaya Ungkap Alasan Tak Panggil SMA Cita Hati Soal Kejadian di SMA Gloria 2
"Kampung wisata yang akan digagas Pemerintah Kota Surabaya bisa diselaraskan dengan konsep kampung cerdas," kata Cahyo, yang juga merangkap sebagai Wakil Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah, Surabaya, Selasa (20/12).
Perlu diketahui, dalam Raperda terdapat enam elemen kunci yang ditekankan pada kampung cerdas antara lain, smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment.
"Diantara enam elemen kunci yang ada di Raperda, ada empat poin penting dapat dikaitkan dalam pembentukan kampung wisata," ujar Cahyo.
Pria kelahiran Surabaya, 24 November 1982 itu memaparkan bahwa kampung wisata merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dari konsep smart branding yaitu peningkatan brand value suatu daerah atau kampung.
Dengan demikian, hal itu akan mendorong aktivitas perekonomian dan pengembangan kehidupan sosial dan budaya lokal.
"Tentu, sejatinya gagasan tersebut berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," ungkap Cahyo.
Selain itu, dari sisi dimensi smart economy yang ada dalam konsep kampung cerdas adalah ekosistem yang mendukung aktivitas perekonomian warga setempat yang dapat menjadi unggulan.
Baca juga: Komisi D DPRD Kota Surabaya Sebut Galaxy Mal Tidak Layak Anak
Tak hanya berhenti disitu, ia juga menjelaskan peran smart living dalam kampung wisata dapat dijadikan parameter kunci.
Dalam artian, setiap kampung harus cerminan mulai dari lingkungan permukiman, fasilitas komersial, dan fasilitas rekreasi untuk masyarakat.
"Diusahakan setiap kampung mampu menjamin mobilisasi warganya dengan baik dengan sarana transportasi publik maupun transportasi pribadi," terang Cahyo.
Selain atribut di atas, adanya smart environment juga menjadi point penting. Karena dengan pengelolaan lingkungan yang tepat, dapat berdampak pada pembangunan infrastruktur fisik maupun pembangunan sarana dan prasarana bagi warga.
Dalam smart environment sendiri, ada beberapa yang harus diterapkan yakni mengembangkan sistem tata kelola perlindungan sumber daya tanah, air, dan udara, mengembangkan tata kelola sampah dan limbah (waste), pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan (environmentally friendly) dan berkelanjutan (sustainable) serta terjangkau bagi masyarakat.
Baca juga: Sederet PR yang Harus Diselesaikan Dinkes Sebelum Mengoperasikan RS Surabaya Timur
"Dan sasaran itu juga menjadi bagian dari Program Surabaya Smart City (SSC) yang merupakan landasan atas digagasnya kampung wisata," tambahnya.
Seperti yang diketahui, beberapa waktu lalu telah digelar Roadshow Surabaya Smart City (SSC) di Taman Listia, Kelurahan Bubutan, Kecamatan Bubutan, Jumat, (16/12)
Adanya program ini diharapkan masyarakat dapat terus bergerak dengan menciptakan kebersihan lingkungan, menggerakkan ekonomi kerakyatan maupun keamanan dan kenyamanan di kampung.
Roadshow keempat SSC 2022 kali ini, diikuti empat kecamatan di wilayah Surabaya Pusat, yakni Kecamatan Bubutan, Simokerto, Genteng dan Tegalsari.
Editor : Redaksi