Disinggung Kemiskinan Turun, Dewan Golkar: Turun ke Anak Cucu atau Datanya?

Beberkan Hasil Reses di Dapil IV

Disinggung Kemiskinan Turun, Dewan Golkar: Turun ke Anak Cucu atau Datanya? © mili.id

Agoeng Prasodjo

Mili.id - Warga Surabaya, utamanya daerah pemilihan (dapil) IV, meminta klasifikasi MBR atau keluarga miskin (Gamis) harus jelas. Sebab warga yang terdata sebelumnya, sekarang banyak tersisih.

Begitu, beber Agoeng Prasodjo, Legislator Partai Golkar, memaparkan serangkaian hasil reses nya, kepada wartawan, kemarin di Jalan Yos Sudarso.

"Masalah MBR itu harus dijelaskan langsung kepada warga!" imbau Agoeng.

Menurut Sekretaris Komisi C ini, warga yang tercoret dari gamis banyak belum mencapai kemakmuran hidup, tidak punya rumah, masih ngekos. Dan, sekarang terabaikan, tak dapat bantuan pemerintah.

"Itu kan Ironis..." tukas Agoeng

Ketika dikaitkan dengan klaim angka kemiskinan di Surabaya, turun sebesar 80%, dengan membandingkan fakta gamis yang tersisih. Agoeng menyebut, kemiskinan itu diturunkan ke anak cucu. Bahkan ia meyakini tidak turun sebagaimana klaim tersebut.

"Turun opo iki, turun secara data atau ke anak cucu nya, miskinnya itu lho," papar Agoeng.

"Kalau secara data, betul-betul turun enggak? Karena antara data dengan kenyataan ternyata tidak sama," tambah Agoeng

Memang, Agoeng mengakui, pemkot punya patokan sendiri tentang gamis. Misalnya klasifikasi miskin,  pengeluarannya mulai Rp300.000, Rp600.00 dan seterusnya.

Kalau parameternya diatur seperti itu, dari sudut pandang nya itu sangat parah. "Surabaya parameternya kelas Surabaya, jangan samakan dengan parameter daerah lain, APBD kita lebih tinggi," ketus Agoeng.

"Jadi harus dilihat dari segala sisi, pun juga jangan bandingkan dengan pusat,  enggak bisa, harus punya standar miskin sendiri," demikian beber Agoeng.

Baca juga: Legislator Gerindra Sorot Unit Pelaksana Teknis Pengentasan Kemiskinan

Editor : Redaksi



Berita Terkait