Mili.id - Mencari tempat yang nyaman untuk liburan ke Kabupaten Mojokerto, kurang afdol jika tidak berkunjung ke Desa Trawas, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Desa dengan luas wilayah kurang lebih 227,27 hektar (ha) ini menjadi pusat wisata alternatif di Kabupaten Mojokerto, disamping wisata yang berada di Kecamatan Trowulan (budaya), Kecamatan Pacet (wisata alam), dan wisata lainnya.
Meski tidak banyak objek wisata yang berada di Desa Trawas, namun dalam perencanaannya ke depan, Desa yang dipimpin oleh Wulyono ini terus berbenah. Seperti misalnya wisata paralayang yang mulai dirancang oleh Pemerintah Desa Trawas. Wisata paralayang ditargetkan segera direalisasikan mengingat selama ini komunitas Paralayang di wilayah Surabaya dan sekitarnya harus pergi jauh ke Kota Batu untuk melakukan kegiatannya.
Baca juga: Menikmati Indahnya Gemerlap Bintang di Australia Barat
Selain wisata paralayang, Pemerintah Desa Trawas mulai merancang wisata lainnya. Seperti wisata edukasi, wisata alam, wisata pertanian, dan lainnya. Untuk mewujudkan itu semua, tentu perlu kerjasama dengan pihak lain. Pertimbangannya, selain membutuhkan investasi yang cukup besar, perlu juga keahlian dalam pembangunan dan pengelolaan wisata tersebut.
Wulyono selaku Kepala Desa Trawas sadar, mengandalkan Dana Desa takkan mampu untuk menopang investasi terhadap wisata tersebut. Tahun 2023 ini, Desa Trawas memperoleh alokasi Dana Desa sebesar Rp 779.256.000 dari total keseluruhan alokasi Dana Desa sebesar 10.050.465.000 untuk 13 desa di Kecamatan Trawas. Dana Desa itu belum dipotong dengan pembiayaan penanganan covid-19 sebesar Rp 2.102.400 dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa sebesar Rp 309.600.000.
Tentunya, dengan Dana Desa yang sangat minim, maka peran pihak lain sangat dibutuhkan untuk bersama-sama membangun Desa Trawas yang bertujuan untuk kesejahteraan warganya. Oleh karena itu, RENG TANI Farmer Community menangkap peluang kerjasama tersebut. Diwakili oleh Bapak Maryanto, Tim RENG TANI Farmer Market bersama Wulyono meninjau beberapa lokasi yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata pada Minggu pagi, 5 Februari 2023.
Baca juga: Masyarakat Banyuwangi Berebut Ribuan Ikan Lemuru di Bibir Pantai Rajegwesi
Salah satu lokasi yang potensial terletak di samping Balai Desa Trawas. Disana terdapat lahan yang merupakan aset Desa Trawas (tanah kas desa). Saat ini, di lahan seluas kurang lebih 8 ha terdapat Paseban Agung, yakni Café dengan view Gunung Penanggungan. Di sekitar Paseban Agung merupakan area persawahan yang ditanami padi dan sayuran. Paseban Agung ini berlokasi tepat di depan Hotel Arayana, yang dijadikan tempat landing paralayang.
Masih dalam tahap penjajakan untuk mengoptimalkan potensi di Desa Trawas, Maryanto yang akrab dipanggil Cak Mar sudah punya rancana untuk memanfaatkan potensi yang ada di Desa Trawas berbasis wisata dan industri skala usaha kecil menengah (UKM), dengan memanfaatkan bahan baku dari hasil alam Desa Trawas.
Tentang apa dan bagaimana kelanjutan dari penjajakan antara Pemerintah Desa Trawas dengan RENG TANI Farmer Community? Cak Mar bilang aka nada pertemuan lanjutan guna mematangkan konsep dan kerjasamanya, serta payung hukumnya agar di kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hal itu dikarenakan pemanfaatan aset desa harus melibatkan banyak pihak, tidak cukup Pemerintah Desa saja. Tetapi juga ada unsur Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Pemkab Mojokerto, tokoh masyarakat, dan unsur lain yang berkaitan. (did)
Baca juga: Wamenhub RI Tinjau Kesiapan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Jelang Nataru
Editor : Redaksi