Mili.id - Kadispendik Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, maraknya kasus kekerasan pada anak belakangan ini. Pihaknya telah berkoordinasi dengan semua guru agama, untuk menguatkan sisi aspek spiritual.
Di samping itu, Yusuf mengaku, pihaknya juga menekankan konseling di sekolah ditingkatkan. Misalnya, saat istirahat teman-teman guru harus bagi tugas, tetap dipantau kondisi dan psikologi anak.
"Dan tujuannya untuk bisa memberikan wawasan kepada anak,"kata Yusuf, kemarin di Gedung DPRD Surabaya
Pelaksana tugas (Plt) Kepala DP3A-PPKB Surabaya, Nanik Sukristina menegaskan, pihaknya akan terus mendampingi permasalahan kasus kekerasan pada anak. Utamanya kasus pengeroyokan di SMPN 11 Surabaya, dengan melakukan pendampingan mediasi.
"Kondisi psikologi kedua anak yang bertikai itu saat ini sudah membaik." ungkap Nanik.
Kendati, ia mengakui untuk medisnya, korban pengeroyokan saat ini masih dalam perawatan. Terhadap hal itu, DP3A-PPKB akan melakukan home visit kepada kedua belah pihak yang masih dibawah umur.
"Kita akan gali lagi keterangannya." ujar dia.
Sebelumnya kasus kekerasan juga terjadi pada anak yang dilakukan oleh oknum Linmas penjaga anak berhadapan hukum (ABH) di shelter UPTD Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Surabaya. (rar)
Baca juga: Program Edukasi Kunjungi Museum dan Tempat Bersejarah Bakal Masuk Struktur Kurikulum
Editor : Redaksi