Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Bulan Puasa, Sampah Makanan di Surabaya Meningkat 54 Persen

Bulan Puasa, Sampah Makanan di Surabaya Meningkat 54 Persen © mili.id

Tempat pembuangan sampah

Mili.id - Imbauan pemkot agar masyarakat dapat meminimalisir sampah plastik saat bulan Ramadan, memantik Komunitas Nol Sampah Surabaya, Wawan Some buka suara.

Menurutnya, imbauan tersebut, sasarannya bukan hanya sampah plastik. Melainkan sampah makanan. Sebab  berdasarkan data pihaknya, saat Ramadan terjadi peningkatan sampah 30%, yang didominasi makanan sebanyak 54%.

"Dan Plastik hanya 22%," katanya saat dikonfirmasi Mili.id, pada Sabtu.

Karenanya, ia mengimbau agar masyarakat mengurangi kresek. Sekaligus makan secukupnya, dan makanan itu harus dihabiskan.

Wawan memaparkan, yang meningkat saat ini sampah alat makan sekali pakai.
Seperti sendok, garpu, piring, sedotan, gelas. Sehingga, ia mengimbau pemkot bisa menekan hal ini. "Jadi kami akan mengusulkan perwali pembatasan kresek, tapi juga alat sekali. ujarnya.

Dikatakan, mengurangi sampah itu penting. Sebab pengelolaannya di TPA mahal. Dan kalaupun pakai instalator, Memakan biaya Rp500.000 per ton. Namun, Surabaya bisa bernafas lega, karena disubsidi pusat. Sehingga tidak bayar.

Kendati begitu, beber Wawan, renvilnya ketika ditumpuk butuh biaya Rp186.000 per ton. Maka, semakin banyak orang buang sampah, makin banyak pula biaya yang dikeluarkan pemkot, beserta biaya angkutnya.

Hal ini, menurutnya tidak dapat dipungkiri. Karena setiap tahun  jumlah penduduk dan aktivitasnya pasti bertambah. Bahkan, penelitian menyebut penambahannya 5% sampai 10% per tahun.

"Sehingga Pemkot mengeluarkan surat edaran. Ini bagian cara mengurangi sampah tak menumpuk di TPA," demikian Wawan Some. (rar)

Baca juga: Jembatan Tersumbat Sampah, Warga Desa Juglangan Situbondo Kebanjiran

Editor : Redaksi



Berita Terkait