Urbanisasi ke Surabaya Sulit Dicegah, Warga Pendatang Harus Punya Skill

Urbanisasi ke Surabaya Sulit Dicegah,  Warga Pendatang Harus Punya Skill © mili.id

Surabaya sebagai kota industri: warga pendatang hendaknya dibekali dengan skill

Mili.id - Urbanisasi ke Surabaya sulit dicegah, sebab warga Kota Pahlawan, saat mudik lebaran pasti menceritakan fasilitas kota ini yang lengkap, mulai berobat gratis, sekolah dibiayai dan banyak tempat wisata yang menarik.

Begitu beber Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Baktiono menyikapi upaya pemkot melakukan pengawasan ketat terhadap warga pendatang pasca Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah, pada Senin, kepada Mili.id. "Sehingga mereka tertarik dan berkeinginan jadi Warga Surabaya," kata Baktiono.

Ia menegaskan, kedatangan warga  ke Surabaya tidak bisa dicegah, karena telah menjadi siklus tahunan. Kendati demikian, ia mewanti-wanti, bila untuk bertempat tinggal, wajib memberitahu RT RW

Di samping itu, ia mengingatkan, warga luar daerah yang ingin memantau ke Surabaya, harus dibekali dengan skill atau kemampuan. Dan tak berharap bekerja di kantor pemerintahan. Karena syaratnya harus warga Surabaya. "Serta pemkot mempunyai kebutuhan khusus, analisa beban kerja (ABK)." ujarnya.

Maka ia menekankan, bila tidak mempunyai keahlian, sebaiknya berkarya di daerah masing-masing, menciptakan ekonomi kreatif. Mengingat, di situ lahannya masih luas dan bisa dikelola dengan baik. Barangnya pun bisa didistribusikan ke Surabaya. Menyesuaikan dengan kebutuhan warga di sini.

"Misalnya, makanan dan minuman, tapi harus sehat juga baik," terangnya.

Kemudian tambahnya, bisa kerajinan dan souvenir. Itu, menurut legislator PDI Perjuangan tersebut,  peluangnya banyak. Tapi kalau untuk bekerja berbekal tangan kosong, diyakini akan kesulitan. Karena di sini, tempat pun tidak mudah. "Biaya Kos minimal Rp500.000 per bulan," tuturnya.

Dan Baktiono pun menyarankan, mereka yang hendak urbanisasi ke Surabaya,  sebaiknya mengelola di daerah, termasuk pemerintahan setempat, membangkitkan perekonomian, melalui  keahlian masing-masing dan sumber daya alam yang ada. "Karena, di Surabaya sumber daya alamnya cuma laut dan pantai. Pertanian hampir tidak ada," demikian ungkap Baktiono. (rar)

Baca juga: Jumlah Fraksi di DPRD Surabaya Berpotensi Berkurang

Editor : Redaksi



Berita Terkait