Ecoton Foundation Bersama NGO Makara Belanda Menggelar Pelatihan Produk Sampah Lingkungan

Ecoton Foundation Bersama NGO Makara Belanda Menggelar Pelatihan Produk Sampah Lingkungan © mili.id

Pelatihan dan workshop pengembangan usaha komunitas aksi brantas dengan tema “produk 3S (Sehat Sedikit Sampah)”

Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, ECOTON FOUNDATION bersama NGO Makara Belanda menggelar pelatihan dan workshop pengembangan usaha komunitas aksi brantas dengan tema “produk 3S (Sehat Sedikit Sampah)”. Pelatihan dan workshop tersebut dilaksanakan selama 3 hari di Kedai Tanah Senja dan Padepokan Wonosalam Lestari dan diikuti sekitar 25 orang dari 6 Komunitas perempuan se DAS Brantas. 

Enam komunitas tersebut berasal dari Komunitas Kadulipa Kota Kediri, Komunitas Hijau Daun Kota Kediri, Komunitas KTH Kepuh Wonosalam Jombang, Komunitas Sekarmulyo Kabupaten Jombang, Komunitas Wadulink Kabupaten Gresik, dan Komunitas Sekolah Perempuan Kabupaten Gresik. 

Baca juga: Limbah PT Dayasa Aria Prima, PT Surabaya Mekabox, dan PT Adiprima Suraprinta Terindikasi Mengkhawatirkan

“Pelatihan dan Workshop pengembangan usaha dengan mengedepankan produk ramah lingkungan yang menekankan slogan 3S (Sehat Sedikit Sampah) bertujuan agar produk – produk makanan, minuman serta produk rumah tangga yang menjadi komoditi komunitas perempuan se DAS Brantas tersebut memiliki nilai edukasi dan nilai kelestarian terhadap alam. Produk yang dihasilkan harus memiliki nilai edukasi seperti, produk yang dibuat harus minim penggunaan plastik sekali pakai, produk tersebut tanpa menggunakan penyedap rasa/MSG, dan produk tersebut memanfaatkan bahan alami dan tumbuhan toga,” ujar Dr. Daru Setyorini, M.Si, selaku Direktur ECOTON yang membuka acara workshop dan pelatihan di Wonosalam, Kabupaten Jombang.

Workshop dibuka dan dimulai pada Jumat di Kedai Tanah Senja yang berlokasi di Wonosalam, Kabupaten Jombang. Workshop di hari pertama diawali dengan sambutan oleh Direktur Ecoton dan dilanjut dengan pemaparan tujuan Green Business Aksi Brantas oleh Christa Nooy dari NGO Makara Belanda. Kemudian acara dilanjut dengan pemaparan profil setiap komunitas dan dilanjut dengan pameran dan promosi produk – produk ramah lingkungan hasil olahan komunitas di setiap daerah. Kegiatan selanjutnya dilaksanakan di Padepokan Wonosalam Lestari untuk agenda pemaparan materi terkait pengembangan kegiatan kelompok perempuan dan diskusi.

Workshop dilanjutkan pada hari kedua dengan dipandu fasilitator eksternal, yaitu Ibu Ery Damayanti dan Bapak Yusuf Maguantara dari Yayasan Martani Organik. Para peserta diarahkan untuk membuat capaian kegiatan dan rencana bisnis untuk meningkatkan ekonomi komunitas selama satu tahun ke depan. 

“Produk unggulan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan sebagai produk ramah lingkungan, non emisi, dan mampu bersaing dengan kompetitor pasar. Capaian tahapan dan rencana kegiatan yang telah disusun oleh setiap komunitas harus disesuaikan kemampuan para anggota komunitas dan kondisi lingkungan dan sumber daya, sehingga produk yang dihasilkan dapat bermanfaat,” ujar Ery Damayanti Fasilitator Workshop. Fasilitator Ery Damayanti juga mendorong para komunitas yang hadir untuk mencari kolaborator yang mampu mendukung rencana bisnis. Harapannya, para komunitas mampu membangun dan menggandeng pemerintah serta komunitas yang mempunyai relasi dengan rencana pengembangan usaha komunitas aksi Brantas.

“Perlu adanya capaian dan rencana kegiatan untuk mencapai impian para komunitas DAS Brantas untuk mengembangkan usaha melalui produk dan wisata pendidikan. Selain memiliki nilai ekonomi, produk yang dihasilkan juga harus ramah lingkungan dalam rangka menjaga kualitas air dan kondisi sungai Brantas agar tetap lestari. Oleh karena itu, dalam workshop ini dijelaskan dan diberikan pemahaman terkait batasan – batasan, cara pembuatan dan pemasaran produk serta mekanisme penjualan agar produk yang dihasilkan mampu diterima pasar dan dapat memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga sungai dan pemahaman terkait bahaya plastik sekali pakai. Dan yang paling penting produk yang dihasilkan oleh teman – teman komunitas mampu mendorong kemajuan ekonomi komunitas perempuan yang ada di DAS Brantas,” ujar Yusuf, Ketua yayasan Martani Organik. 

Di hari ketiga, para peserta diminta untuk menyusun rencana pengembangan usaha kelompok untuk periode 1 tahun. Dan setiap kelompok akan mendapatkan seed funding kredit tanpa bunga yang akan dicicil selama 2 tahun untuk pengembangan produk dan wisata pendidikan yang mendukung pemulihan kualitas air sungai Brantas. Rencana produk – produk yang direncanakan adalah toko refil, produk makanan minuman dengan mengunakan kemasan non plastik serta membentuk eduwisata pendidikan di Sungai Brantas. Harapannya, setelah workshop ini dilaksanakan, 6 komunitas perempuan DAS Brantas ini mampu untuk :

 

Pertama, meningkatkan kapasitas dalam dirinya untuk mengetahui hak – hak dan kewajiban sebagai pedoman untuk mendukung program yang telah direncanakan.

Kedua, komunitas perempuan memperoleh kapasitas untuk mengembangkan produk dan wisata pendidikan yang mempunyai nilai ekonomi, nilai edukasi dan pastinya ramah lingkungan.

Ketiga, para komunitas mampu mengelola sumber daya alam yang terdapat di daerah mereka untuk dapat dimanfaatkan sebagai langkah menjaga ekosistem sungai Brantas agar tetap lestari.

Dalam acara workshop juga diberikan materi dan succes story tentang keberhasilan SD Muhammadiyah Wringinanom dalam mengembangkan kantin bebas plastik di lingkungan sekolah dengan memasarkan produk ramah lingkungan bebas plastik sekali pakai. (did)

 

Editor : Redaksi



Berita Terkait