AH Thony
Mili.id - Surabaya tidak masuk kategori smart city di Indonesia. Menyikapi hal itu, Pimpinan DPRD Kota Surabaya, AH Thony mengaku tidak terprovokasi dan lebih memilih bersikap dingin.
Bahkan, ia mengaku tidak risau, karena sebelum kota lain menang, kota Pahlawan sudah leading pada fase pertama, melampaui kota lain. Hal ini sudsh dibuktikan sekian tahun, mendapatkan berbagai macam penghargaan. "Sampai Kalpataru 5 kali lebih." beber Thony, Jumat petang.
Dari deretan penghargaan itu, muncul suatu kesadaran, penghargaan bukan satu-satunya target. Sebab, saat ini bagaimana memimpikan Surabaya menjadi kota dunia. "Dan Itu harus kita capai," tegas legislator Partai Gerindra tersebut.
Kalau sekarang, ada penilaian tidak memasukkan Surabaya sebagai kota smart city. Justru masyarakat Indonesia akan mempertanyakan objektivitasnya? Menilainya tidak legitimasi. Pasalnya, Surabaya setiap hari melayani tamu dari berbagai kota/kabupaten seluruh Indonesia, dijadikan sebagai bahan rujukan.
Tapi, jika dinilai underdog, sudah tentu mendapatkan peradilan dari mereka. "Semuanya mengacu di sini (Surabaya),"sergah Thony.
Lantas Thony pun mempertanyakan parameter kota cerdas? Menurutnya, smart city satu variabel kecerdasan daripada smart information. Yakni lingkungan dan semuanya berbasis pada informasi dan komunikasi. Apalagi smart branding
Ia memaparkan, Surabaya sudah melakukan branding itu, dengan luar biasa. Buktinya, investasi yang masuk kian meningkat, memposisikan Surabaya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur Nomor 1. "Melampaui daripada Pemprov Jatim,"tuturnya.
Pun juga, smart ekonomi mulai dari kegiatan skala besar, sampai kecil berbasis aplikasi berjalan tanpa hambatan. Kemudian smart living, smart society, smart government. Mulai orang baru lahir, sampai meninggal, kini semuanya berbasis aplikasi.
"Kalau dinilai tidak lagi masuk kategori smart city kan aneh," demikian AH Thony.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir mengaku kaget, Surabaya sebagai Ibukota Jawa Timur, bahkan kota terbesar ke dua setelah DKI Jakarta, tidak masuk kategori Smart City Index (SCI) 2023. Dari total 141 kota seluruh dunia dalam daftar tersebut. Hanya Jakarta, Medan, dan Makassar, mewakili Indonesia
"Saya terkejut Surabaya nggak masuk (smart city). Saya kita masuk ternyata nggak. Artinya ini kembali, peluang," ujarnya, mengutip CNBCIndonesia. (rar)
Baca juga: Puncak Vasa Wedding Fair 2025 Suguhkan Koleksi Desainer Diana Putri
Editor : Redaksi