Mari kita pergi teman-teman. Ajakan yang ditulisnya pada 25 April 2023, mungkin sudah jadi isyarat. Kini, dia pergi. Bukan untuk pamit pulang dan kembali bersua. Dia pamit untuk pergi selamanya. Dari dunia ini. Dunia yang memberinya ajaran keikhlasan, loyalitas, persahabatan, dan pengabdian.
Dialah Qoderi. Nama aslinya Muhammad Qoderi. Bagi kalangan aktivis dan jurnalis di Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto, sosok Qoderi tak asing lagi. Dia tergabung dalam beberapa lembaga swadaya, organisasi kemasyarakatan, dan struktur redaksi di beberapa media massa.
Baca juga: Gubernur Lira Jatim Apresiasi Kinerja KPK Libas Korupsi Dana Hibah
Lahir di Mojokerto pada 19 Januari 1966, sepanjang hidupnya, Qoderi menasbihkan dirinya sebagai pelayan masyarakat khususnya bagi kalangan kurang mampu secara ekonomi di Mojokerto Raya (Kabupaten dan Kota Mojokerto). Dia jadi pendamping masyarakat yang berjuang mencari keadilan. Dia juga memfasilitasi masyarakat untuk mengakses layanan masyarakat di pemerintahan. Dan banyak hal lagi yang diperbuatnya.
Ikhlas. Begitu yang kerap terucap olehnya ketika dia membantu tanpa pamrih. Tak jarang, keikhlasannya itu membuat kediamannya yang berada di Dusun Ketapang, Desa Mojolebak, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, sering didatangi masyarakat untuk meminta bantuan tentang banyak hal.
Tergabung dalam Perkumpulan Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), Qoderi seringkali merepotkan oknum-oknum di instansi pemerintahan yang menyalahgunakan anggaran negara. Bersama LIRA, Qoderi beberapa kali mengungkap praktik dugaan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN), galian c ilegal, pembuangan limbah bahan berbahaya beracun (B3) tidak ditempat semestinya, ketenagakerjaan, dan masih banyak lagi.
Selain di LIRA, Qoderi juga aktif di berbagai organisasi lain. Seperti Gerakan Mojokerto Nusantara Bersatu, Forum Bhayangkara Indonesia (FBI), DPP Harimau Mojokerto Nusantara, dan masih banyak lainnya.
Tidak itu saja, Qoderi dinobatkan sebagai Kangjeng Raden Tumenggung Projokoderi, S.E, abdi Keraton Solo yang disaksikan oleh Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra atau lebih dikenal dengan panggilan Gus Barra, pada 29 Januari 2023, di Puri Kabupaten Mojokerto.
Penobatan Muh. Qoderi sebagai Kangjeng Raden Tumenggung Projokoderi, S.E
Aktif di organisasi sosial, Qoderi juga mencatatkan dirinya sebagai politikus. Pada tahun 2019, Qoderi ikut dalam perhelatan pemilihan legislatif (pileg) bersama Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Mojokerto. Dan rencananya pada Pileg 2024, Qoderi maju jadi Caleg melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Mojokerto.
Baca juga: LSM LIRA Mojokerto Raya Daftar ke Bakesbangpol Usai Dapat SK
"Mohon doa restune dolorku, kabari mereka yang lupa. Caleg dapil 4 : Jetis, Gedek, Dawarblandong, Kemlagi (Kab. Mojokerto). Niat ingsun caleg dari partai PDI-P. Karena ALLOH. DAN MOHON LAHIR BATHIN 2023," demikian kata Qoderi yang ditulis dalam bahasa Jawa.
Kini, sosok Qoderi sudah meninggalkan sahabat, kerabat, dan semua orang di dunia ini. Dia menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu dini hari, 3 Juni 2023, setelah dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, karena sakit. Dia dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) di desanya pad Sabtu siang, 3 Juni 2023.
Ucapan duka terus berdatangan dari segala lini, di media sosial, grup Whatsapp, hingga karangan bunga.
Qoderi kini bisa tenang menjemput kedua orang tuanya yang telah meninggalkannya terlebih dahulu, yaitu Sinan (ayahnya), dan ibunya, Suliyan, yang meninggalkannya pada Selasa 19 Juli 2022. Sakit yang kau derita telah mencapai puncaknya, dan kau sudah tidak merasakannya lagi.
Baca juga: Kantor Hukum "Justice" Resmi Dibuka di Kota Surabaya
Muh. Qoderi saat bersama ibunya, Suliyan
Selamat jalan Muhammad Qoderi. Gaya banyolan yang identik denganmu kini sebagai kenang. Loyalitasmu terhadap organisasi sudah terbukti, seringkali disisihkan tapi kau tetap ikrar setia untuk memajukannya.
Semoga tenang di alam sana, Muhammad Qoderi, dan amal baikmu serta kelapangan jalan menuju surga menyertaimu.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.....!
Editor : Redaksi