Mili.id - Muthowif, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim mengatakan, menjelang Idul adha 2023, permintaan sapi kurban atau sapi siap potong di Jawa Timur meningkat, utamanya dari Madura.
Menurutnya, permintaan tersebut berdampak pada kenaikan harga sapi yang signifikan, hingga mencapai Rp3 juta per ekor. "Dalam seminggu terkahir," ujar Muthowif melalui keterangannya, Sabtu.
Ia memaparkan, meningkatanya harga sapi di Jatim, dipicu banyaknya permintaan dari luar daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta serta Kalimantan.
Ia menuturkan, kenaikan tersebut, diyakini belum tentu dapat dirasakan peternak. Sebab, naiknya harga sapi itu, hanya terjadi di pasar tradisional. Seperti di Bangkalan, maupun di Probolinggo. Sedangkan peternak, menjual sapi ke para Blantik, mereka membawa dan menjual di pasar tradisional.
Maka, bila stok sapi kurban di Jatim sesuai dengan prediksi Dinas Peternakan juga Kemenetan. Yakni bisa memenuhi kebutuhan nasional. "Harusnya kenaikan itu tidak terjadi." tegas Dosen Fisip Unipra tersebut.
Justeru, dengan naiknya harga sapi tersebut, ia menilai ada indikasi perencanaan program yang salah. Sehinhga, ia menekankan, dilakukan evaluasi dari progam yang dirancang pihak berwenang. Walaupun, Dinas Peternakan Jatim, berdalih, Jatim belum sepnuhnya bebas PMK dan disinyalir ada penyakit LSD.
Sehingga, sapi yang dibawa keluar Jawa Timur harus sehat. Dibuktikan dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah setempat. Nah, ini tambah Muthowif, menyebabkan pasokan sapi ke pasar hewan berkurang.
"Ini jadi tanggung jawab Dinas Peternakan, memberikan layanan prima," imbau eks Pengurus Koordinator Cabang PMII Jatim ini. (rar)
Baca juga: PCNU Surabaya Gandeng Lintas Agama Bagikan Daging Kurban
Editor : Redaksi