Cahyo Siswo Utomo
Mili.id - Kendati sudah ada sarana dan prasarana fisik, untuk mendukung kota Pahlawan sebagai kota layak anak dunia. Namun, menurut Ketua Fraksi PKS Surabaya, Cahyo Siswo Utomo dinilai masih kurang.
Baik sarana fisik, seperti shelter, tempat perlindungan dan fasilitas anak, pun juga sarana kebutuhan anak. Sehingga harus dievaluasi maupun dimonitoring, ditingkatkan lebih baik lagi.
"Agar sarana ini bisa melayani kebutuhan anak," kata Cahyo kepada Mili.id, pada Sabtu. Dengan demikian, ia meyakini bisa menekan angka kekerasan pada anak.
Dikatakan, belum turunnya angka kekerasan terhadap anak di Surabaya, perlu didalami penyebabnya. Kemudian dilakukan evaluasi, dengan melakukan pemetaan lokasi, melibatkan dinas terkait. Supaya pencegahan benar-benar signifikan.
Misalnya, bila kekerasan dipicu karena faktor ekonomi. Maka, dinas sosial mengambil peran. Sedangkan untuk penanganan psikologis, itu tanggung jawab DP3A atau dinas kesehatan. "Ini sifatnya menanggulangi, agar tidak terjadi kekerasan di belakang hari," terang Cahyo.
Sedangkan sifat yang merespon, harus terjalin komunikasi yang baik antar keluarga, dinas terkait, masyarakat sekitar, maupun melibatkan peran serta media.
Namun, Cahyo berharap, peran media bisa menyajikan pemberitaan yang tidak berdampak luas. Sebab, menurutnya, pemberitaan yang terlalu fulgar, bisa menginspirasi orang sakit jiwa atau psikologis. "Ingin meniru atau melakukan aksi kekerasan." demikian Cahyo Siswo Utomo
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Resepsi Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730 menyampaikan, UNICEF Perwakilan Wilayah Jawa Timur menyerukan, setelah 730 tahun berdiri, Surabaya didorong mensejajarkan diri dengan kota layak dan ramah anak dunia.
Karenanya, pemkot memastikan layanan anak terus diperkuat, untuk menjadikan Surabaya sebagai kota layak anak. “Ada layanan anak, shelter dan berbagai pencegahan anak. Pembangunan infrastruktur juga dilakukan berbagai pihak untuk mendukung anak. Termasuk sekolah inklusi yang sekaligus memastikan rasa aman bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),” kata Eri Cahyadi.
Sedangkan Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Jawa, Tubagus Arie Rukmantara mendorong, Surabaya yang berkali-kali menjadi Kota Layak Utama, dapat diterima menjadi anggota Child-Friendly City Initiative (CFCI) atau Kota Sahabat Anak tingkat Dunia.
“Ini sebagai pertanda bahwa anak-anak, warga dan pemerintah kota-nya akan ‘naik kelas’,” kata Arie di sela Resepsi HJKS, (rar).
Baca juga: DPRD Surabaya Imbau RT/RW Aktif Pantau Rumah Kosong
Editor : Redaksi