Surabaya - Gangster di Surabaya belum surut. Sebab pekan lalu, Polrestabes Surabaya berhasil mengamankan 4 gangster yang diduga akan melakukan tawuran.
Belum redanya aksi gangster ini ditengarai munculnya konflik tertentu di tengah masyarakat. Sehingga Penanganannya tidak cukup melibatkan kepolisian, tapi stakeholder yang ada harus bergerak.
Baca juga: Hendak Cari Makan, Motor Pemuda Surabaya Dirampas Komplotan Perampok Jalanan
"Konflik ini sebagai satu akibat, ada sebabnya," kata pimpinan DPRD Surabaya AH Thony, Senin (20/06/2023).
Faktor tersebut, menurutnya bisa dipicu karena faktor usia. Mudah terpengaruh, atau bahkan karena kedekatan emosional. Serta yang bersangkutan belum menggali potensi dirinya.
Di samping itu, papar Thony, bila emosi sedang memuncak, rata-rata mereka tidak bisa mengendalikan. Sehingga memantik reaksi pihak lain. "Jadi emosinya harus dikontrol," ujar Thony.
Baca juga: 7 Oktober 43 Tahun Lalu, Bung Tomo Meninggal Dunia
Namun, bila konflik tersebut tergerusnya norma etika di masyarakat. Ia menekankan pendidikan terhadap norma, baik agama, sosial, sopan santun atau tata krama, penting dipahamkan lagi, utamanya di lingkungan keluarga.
Maka, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat, melestarikan budaya sopan santun, saling menghargai, menghormati, toleransi antar sesama. Namun, bila norma ini tak lagi dianggap sesuatu yang penting, imbasnya akan muncul konflik.
Baca juga: Bubarkan Balap Liar, Polisi Surabaya Amankan Puluhan Motor
"Konflik di masyarakat mungkin makin tinggi," pungkas AH Thony.
Reporter: Roy Ibrachim
Editor : Aris S