Probolinggo - Para pengrajin tusuk sate di Kabupaten Probolinggo banjir pesanan jelang Hari Raya Idul Adha 2023.
Kampung pengrajin tusuk sate itu berada di Dusun Karang Tengah, Desa Laweyan, Kecamatan Sumberasih. Momentum Idul Adha membawa berkah bagi mereka, lantaran pesanan meningkat dua kali lipat.
Baca juga: Khidmatnya Upacara Kenaikan Pangkat Pengabdian di Polres Probolinggo Kota
Seorang pengrajin, Hasanah mengatakan, tusuk sate merupakan salah satu sumber mata pencaharian keluarganya. Bahkan dia merupakan keturunan keempat dari leluhurnya sebagai pengrajin tusuk sate.
"Sehari-harinya kalau yang tusuk sate itu saya sendiri bareng ibu saya. Kalau tugas suami saya mencari dan memotong bambu petung sesuai dengan pesanan," ujar perempuan 44 tahun itu, Minggu (25/6/2023).
Nantinya, lanjut Hasanah, setelah bambu petung yang didapat suaminya sudah terkumpul, maka akan dibelah dengan ukuran kecil. Lalu dilanjutkan dengan dihaluskan hingga membentuk tusuk sate kemudian diantarkan kepada pemesanannya.
"Tahapan pembuatannya tidak mudah sih, karena sebelum dihaluskan, bambu petung biasanya masih dalam keadaan basah, jadi harus dijemur dulu seharian penuh sampai benar-benar kering dan cocok dijadikan tusuk sate," ungkapnya.
Menurut Hasanah, pesanan yang diterima tidak melulu tusuk sate. Namun ada pesanan untuk tusuk ikan asap yang mempunyai ukuran jauh lebih besar dan panjang.
Baca juga: Bantuan Air Meniral untuk Warga Gili Ketapang dari Gus Haris dan Relawan
"Untuk harganya sendiri, sebanyak 350 tusuk sate itu hanya Rp3 ribu saja. Kalau untuk tusuk ikan asap itu 50 tusuk harganya Rp2 ribu. Alhamdulillah pesanan banyak dari Probolinggo, karena kualitasnya tidak mudah patah," beber dia.
Dalam pembuatannya, Hasanah memilih tidak menggunakan alat modern atau memakai mesin dan sebagainya. Sebab, biaya yang dikeluarkan bisa jauh lebih besar dibanding cara manual.
"Apalagi hasilnya kalau manual lebih bagus kalau dibandingkan dengan pakai mesin, dan juga keuntungannya lumayan meskipun secara manual pembuatannya," pungkasnya.
Baca juga: Warga Gili Ketapang Probolinggo Krisis Air Bersih Gegara Pipa dalam Laut Putus
Reporter: Moh. Ahsan Faradisi
Editor : Narendra Bakrie